Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BNI Syariah mampu membukukan pertumbuhan DPK 21,4% year on year (yoy) menjadi Rp 33,5 triliun di kuartal III-2018.
Direktur BNI Syariah Dhias Widhiyati mengatakan, pertumbuhan tersebut didukung oleh peningkatan dana murah atau CASA yang terdiri dari giro dan tabungan yang mencapai 35%. Hal ini meningkatkan rasio CASA dari 48,7% posisi September 2017 menjadi 54,2% di posisi September 2018.
"DPK yang bersumber dari dana ritel atau perorangan BNI Syariah masih menyumbang terbesar yaitu 58%. Kami memproyeksikan DPK sampai dengan akhir tahun 2018 masih akan naik lagi hingga level Rp 34 triliun," ujar Dhias kepada Kontan.co.id, Jumat (2/11).
Dhias menambahkan pertumbuhan dana di perbankan syariah saat ini secara relatif lebih baik dibanding sebelumnya. Hal ini antara lain didorong oleh meningkatnya kesadaran dan gaya hidup halal di masyarakat.
"Terkait dengan rencana pemerintah mengeluarkan Sukuk Tabungan ST002 dengan kupon diatas 8%, menurut hemat kami hal ini tentu saja akan memberikan pilihan investasi bagi masyarakat. Namun kami yakin hal ini tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan DPK bank syariah," tambah Dhias.
Namun Dhias menekankan secara industri, likuiditas bank umum syariah masih tinggi. Dhias bilang Financing to Deposit Ratio (FDR) sekitar 80% saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News