Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
Apalagi baru-baru ini, PNM lewat program pemulihan ekonomi nasional (PEN), akan mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 2,5 triliun . Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk mempercepat penyaluran pembiayaan baru. Tujuannya adalah meningkatkan jumlah nasabah baru PNM Mekaar.
Pendanaan ini membantu menjaga jumlah nasabah aktif serta penambahan nasabah baru. Karena selama relaksasi penundaan pembayaran kepada nasabah terdampak Covid-19, kemampuan PNM untuk memberikan pembiayaan baru juga ikut menurun,” kata kata Arief kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Di sisa tahun 2020, PTPP masih harus bayar utang Rp 2,39 triliun
Hal ini berpotensi menurunkan jumlah nasabah aktif sehingga dikhawatirkan tidak bisa menambah nasabah baru. Bila tidak dapat dukungan dana tersebut, perusahaan lebih fokus pada pemenuhan arus kas untuk memenuhi kewajiban kepada investor atau pemberi pinjaman lender selama satu tahun atau sampai dengan April 2020.
Adapun hingga April 2020 pembiayaan PNM mencapai Rp 6,49 triliun. Nilai itu tumbuh 14,09% year on year (yoy) dari pencapaian April 2019 senilai Rp 5,68 triliun.
Rinciannya, pembiayaan Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) tumbuh 34,66% yoy dari Rp 4,39 triliun menjadi Rp 5, 91 triliun hingga empat bulan pertama 2020. Adapun pembiayaan Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) turun 55,81% yoy dari Rp 1,29 triliun menjadi Rp 571 miliar. Lantaran PNM fokus pada pembiayaan Mekaar.
Baca Juga: BCA kucurkan pinjaman Rp 1 triliun kepada Bank QNB
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News