Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) bakal meninjau kembali target bisnis 2020 yang telah ditetapkan sejak awal tahun. Komisaris Utama PNM Rully Indrawan mengatakan telah memberikan arahan kepada direksi PNM untuk mengkalkulasi dampak Covid-19.
“Kemarin rapat terakhir dengan direksi, kita bahas itu. Jangan takut dan malu untuk merevisi ke target yang realistis. Goncangan belum separah lembaga keuangan yang lain. Kita sarankan kita memiliki asumsi-asumsi, karena wabah ini tidak tahu sampai kapan,” ujar Rully dalam konferensi digital pada Jumat (05/06).
Baca Juga: Jadi milik Grup Salim, Bank Ina jajaki sinergi dengan Indogrosir dan Indomaret
Bahkan sejak dua hari yang lalu, pemegang saham yakni Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah mengirimi surat untuk me-review kembali rencana bisnis 2020 bagi seluruh BUMN termasuk PNM.
Ia menekankan bila nanti ada revisi target kinerja perusahaan, PNM tetap tetap melakukan fungsi pelayanan dengan baik. Tidak ada pengurangan kayawan maupun penutupan cabang.
Bahkan Ia mengakui sampai saat ini, saat berbagai perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) maupun perumahan pekerja, PNM malah tetap menyerap tenaga kerja baru. Walaupun penyerapan ini tidak sesuai dengan target yang ditetapkan akibat Covid-19.
“Target nasabah di 2020 itu sebanyak 6,6 juta orang dan cabang saat ini lebih dari 2.800. Oleh sebab itu sehingga perencanaan SDM sudah dilakukan sejak Januari. Targetnya pada empat bulan pertama jumlah SDM bisa meningkat 15,66%, namun berhasil 3,8%, jauh dari target kita,” papar Rully.
Baca Juga: Bank Ina Perdana patok pertumbuhan kredit satu digit di tahun ini
Kebutuhan SDM semakin meningkat bila ada lonjakan kebutuhan pembiayaan ultra mikro bagi masyarakat yang terdampak Covid-19 akibat di PHK oleh perusahaan mereka. Ia melihat, korban PHK ini bisa memilih untuk membuka usaha dan masuk ke segmen ultra mikro atau mikro yang menjadi sasaran PNM.
Apalagi baru-baru ini, PNM lewat program pemulihan ekonomi nasional (PEN), akan mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 2,5 triliun . Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk mempercepat penyaluran pembiayaan baru. Tujuannya adalah meningkatkan jumlah nasabah baru PNM Mekaar.
Pendanaan ini membantu menjaga jumlah nasabah aktif serta penambahan nasabah baru. Karena selama relaksasi penundaan pembayaran kepada nasabah terdampak Covid-19, kemampuan PNM untuk memberikan pembiayaan baru juga ikut menurun,” kata kata Arief kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Di sisa tahun 2020, PTPP masih harus bayar utang Rp 2,39 triliun
Hal ini berpotensi menurunkan jumlah nasabah aktif sehingga dikhawatirkan tidak bisa menambah nasabah baru. Bila tidak dapat dukungan dana tersebut, perusahaan lebih fokus pada pemenuhan arus kas untuk memenuhi kewajiban kepada investor atau pemberi pinjaman lender selama satu tahun atau sampai dengan April 2020.
Adapun hingga April 2020 pembiayaan PNM mencapai Rp 6,49 triliun. Nilai itu tumbuh 14,09% year on year (yoy) dari pencapaian April 2019 senilai Rp 5,68 triliun.
Rinciannya, pembiayaan Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) tumbuh 34,66% yoy dari Rp 4,39 triliun menjadi Rp 5, 91 triliun hingga empat bulan pertama 2020. Adapun pembiayaan Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) turun 55,81% yoy dari Rp 1,29 triliun menjadi Rp 571 miliar. Lantaran PNM fokus pada pembiayaan Mekaar.
Baca Juga: BCA kucurkan pinjaman Rp 1 triliun kepada Bank QNB
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News