kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Adira Finance: Kenaikan PPN 12% Berpotensi Pengaruhi Permintaan Otomotif


Senin, 18 November 2024 / 21:35 WIB
Adira Finance: Kenaikan PPN 12% Berpotensi Pengaruhi Permintaan Otomotif
ILUSTRASI. Gerai perusahaan pembiayaan pada diler sepeda motor di Depok, Jawa Barat, Kamis (11/5/2023). Pembiayaan multiguna masih jadi penopang dengan kontribusi 51,61% atau lebih dari separuh total piutang pembiayaan industri multifinance. Lini bisnis ini tercatat tumbuh 10,75% (yoy) atau menjadi Rp 224,78 triliun per Maret 2023. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (Adira Finance/ADMF) menyampaikan bahwa kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12%, yang akan diterapkan pada 2025, berpotensi memengaruhi permintaan segemn otomotif.

Chief Financial Officer (CFO) Adira Finance Sylvanus Gani mengatakan bahwa kenaikan PPN ini tidak hanya memengaruhi supply dan demand, tetapi juga meningkatkan biaya operasional, seperti biaya pemasaran dan komisi.

Baca Juga: Intip Strategi Adira Finance Kejar Pertumbuhan Kinerja pada 2025

"Namun, seberapa besar dampak peningkatan biaya tersebut belum dapat ditentukan dan saat ini masih dalam proses kajian," ujar Gani kepada Kontan.co.id, Senin (18/11).

Selain itu, kenaikan harga kendaraan bermotor diprediksi akan terjadi, yang berpotensi menghambat pemulihan daya beli konsumen, khususnya pada segmen kelas menengah ke bawah. 

Untuk menghadapi dampak kenaikan PPN, Adira Finance telah mempersiapkan sejumlah langkah strategis.

Perusahaan akan melanjutkan inisiatif untuk memperbaiki struktur biaya operasional, yang telah dimulai sejak tahun lalu, guna memastikan kenaikan biaya dapat dikelola secara efisien. 

Baca Juga: Adira Finance Sebut Melemahnya Daya Beli Masyarakat Berpotensi Naikkan NPF Industri

Adira Finance juga terus mendorong pertumbuhan bisnis dengan beberapa strategi, antara lain: 

1. Ekspansi bisnis secara selektif ke wilayah yang memiliki potensi tinggi. 

2. Pengembangan produk non-otomotif, seperti pembiayaan multiguna. Pada Sabtu (16/11), Adira Finance meluncurkan produk pembiayaan multiguna bernama *Solusi Dana*. 

3. Memperkuat kolaborasi dengan grup usaha untuk meningkatkan basis pelanggan. 

4. Meningkatkan retensi pelanggan melalui penawaran yang lebih kompetitif. 

Baca Juga: Laba Bersih Adira Finance Turun 17% pada Kuartal III-2024

Kinerja Penyaluran Pembiayaan 

Pada Oktober 2024, Adira Finance mencatat penurunan penyaluran pembiayaan baru sebesar 9% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 30,7 triliun.

Segmen otomotif masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 67% dari total portofolio pembiayaan, sementara sisanya berasal dari pembiayaan non-otomotif. 

Meski demikian, pembiayaan baru di segmen non-otomotif justru mencatat pertumbuhan positif, mencapai Rp 10,1 triliun pada periode yang sama. 

Dengan berbagai inisiatif yang dilakukan, Adira Finance berharap dapat mempertahankan kinerja positif meski menghadapi tantangan kenaikan PPN dan potensi pelemahan daya beli konsumen.   

Selanjutnya: PT Agung Podomoro Land Jual Pullman Vimala Hills guna Ekspansi Properti &Lunasi Utang

Menarik Dibaca: Universitas Ciputra Ajak Mahasiswa Ikut Pameran SIAL Interfood 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×