CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -30.000   -1,94%
  • USD/IDR 15.740   98,00   0,62%
  • IDX 7.244   -140,01   -1,90%
  • KOMPAS100 1.117   -21,26   -1,87%
  • LQ45 887   -14,43   -1,60%
  • ISSI 220   -4,35   -1,94%
  • IDX30 457   -6,42   -1,38%
  • IDXHIDIV20 554   -6,30   -1,12%
  • IDX80 128   -2,00   -1,53%
  • IDXV30 139   -0,11   -0,08%
  • IDXQ30 153   -1,86   -1,20%

Adu Kuat Aplikasi Super Milik Bank Besar


Selasa, 23 Juli 2024 / 19:32 WIB
Adu Kuat Aplikasi Super Milik Bank Besar
ILUSTRASI. Bank-bank besar kian agresif mengembangkan aplikasi super (super app) sebagai upaya untuk mengerek kinerja bisnis.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bank-bank besar kian agresif mengembangkan aplikasi super (super app) sebagai upaya untuk mengerek kinerja bisnis.

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) misalnya terus mengembangkan super apps BRImo. Hingga kuartal II tahun 2024 ini BRImo telah memiliki 35,2 juta pengguna, naik sebesar 26,6% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.

"Hal ini mendorong optimisme kami untuk mencapai target 36 juta pengguna di akhir tahun ini. Hingga saat ini, BRI juga telah mencatatkan 2 miliar transaksi dan juga volume transaksi lebih dari Rp2.500 triliun; yang keduanya naik sebesar 46,14% dan 35,81% secara year on year," ungkap Arga M. Nugraha Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI kepada kontan.co.id, Selasa (23/7). 

Saat ini back-end system BRImo telah mampu melayani lebih 25.000 transaksi per detik. Kapasitas ini disebut Arga akan terus ditingkatkan untuk mengantisipasi lonjakan transaksi yang terjadi, misalnya seperti saat momen gajian atau libur panjang, serta perayaan hari-hari raya. 

Baca Juga: Waspadai Modus Salah Transfer, Cek Daftar Pinjol Legal & Ilegal 2024

"Hal ini ditunjang oleh fakta bahwa BRI mengalokasikan sumber daya yang cukup besar untuk mendukung pengembangan infrastruktur dan teknologi BRImo. Tentu juga dalam hal pengembangan dan riset kapabilitas baru yang mendukung keamanan, kemudahan, dan kelancaran berdasarkan kebutuhan nasabah dalam bertransaksi melalui BRImo," jelasnya. 

Terkait keamanan, Arga menerangkan, hal ini menjadi tugas dan perhatian yang lebih bagi BRI untuk memastikan bahwa transaksi dan data nasabah BRI dapat selalu terjaga. Selain faktor teknologi yang selalu diperbaharui dalam mengantisipasi bentuk kejahatan digital ini.

BRI juga selalu lakukan edukasi baik kepada nasabah maupun karyawan terkait peningkatan kesadaran keamanan siber, BRI juga melakukan kerja sama dengan komunitas dan juga lembaga keamanan siber yang ada.

Baca Juga: Gencar Lakukan Pengembangan, Transaksi Mobile Banking Bank Himbara Melesat

PT Bank Central Asia (BCA) juga mencatatkan  transaksi melalui aplikasi supernya yakni mobile banking BCA terus bertumbuh. Terlebih, saat ini pembukaan rekening BCA dapat dengan mudah dilakukan via mobile banking. 

Dalam lima bulan pertama tahun 2024, kanal mobile banking BCA mencatat kenaikan frekuensi transaksi sebesar 30,8% YoY hingga mencapai 10,6 miliar.

EVP Corporate Communication & Social Responsibility Hera. F. Haryn mengatakan, pada tahun 2024, BCA juga merencanakan budget dari capital expenditure (capex) BCA yang lebih besar dibandingkan tahun 2023 yakni sekitar Rp 8 triliun.

"Untuk tahun ini, alokasi terbesar capex masih digunakan untuk inovasi serta peningkatan kapasitas, termasuk dalam penggunaan teknologi yang mutakhir dalam standar pengamanan data maupun serangan siber," ujarnya.

Meskipun banyak nasabah yang nyaman menggunakan BCA mobile dengan segala fitur, saat ini pihaknya juga tengah mempersiapkan myBCA untuk menjadi aplikasi pelayanan terintegrasi masa depan.

Hera menyampaikan, BCA berkomitmen untuk terus memudahkan nasabah dalam bertransaksi, investasi, dan mengatur cashflow. Untuk itu, aplikasi myBCA telah dilengkapi dengan fitur biometric, transfer melalui QRIS transfer, kemudahan berinvestasi melalui fitur Welma, mengubah transaksi kartu kredit menjadi cicilan BCA, hingga Paylater BCA.Terbaru, myBCA telah dilengkapi dengan fitur Poket Valas yaitu kantong dana dalam mata uang asing yang terkoneksi dengan 1 rekening. 

Dari sisi keamanan, BCA disebut Hera senantiasa melakukan pengamanan dengan standar keamanan berlapis, manajemen risiko dan liability, serta akuntabilitas untuk menjaga data dan transaksi digital nasabah tetap aman. Pengamanan berlapis dilakukan melalui pendekatan people, process, dan technology

Baca Juga: BNI Minta Nasabah Migrasi ke Wondr, BNI Mobile Banking Bakal Ditutup

Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara (BTN) mencatatkan jumlah transaksi pada semester I-2024 mencapai hampir 400 juta transaksi, meningkat 165%. Jumlah pengguna MB Baru Super App BTN saat ini juga telah mencapai sekitar 1,6 juta, dan akhir tahun ini ditargetkan akan dicapai sekitar 2 juta pengguna.

"Secara kapasitas melayani transaksi per detiknya sudah kami mitigasi secara high available sejalan dengan peningkatan jumlah transaksi," ujar Direktur  Information Technology BTN Andi Nirwoto.

Andi menerangkan, pengembangan SuperApp BTN dilakukan sejak tahun 2022 yang berdasarkan Total Cost of Ownership (TCO) saat ini adalah sebesar kurang lebih  Rp 40-50 miliar. Sistem ini secara kontinyu terus dikembangkan guna adaptasi dengan kebutuhan bisnis, seperti sebelumnya telah dikembangkan fitur pengajuan KPR dan Investasi.

Dalam menjaga keamanan informasi dari serangan siber yang saat ini marak berlangsung, BTN sebagai lembaga keuangan menyiapkan/menguatkan 3 pilar security, yakni People, Process dan Teknologi. 

Dari sisi proses misalnya menerapkan ketentuan terkait regulator, BSSN, standar industri Internasional keamanan TI. Secara rutin dilakukan aktifitas audit yang dilakukan oleh regulator, internal audit dan pihak eksternal untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

BTN juga menggunakan perangkat keamanan teknologi informasi terkini sesuai standar industri seperti Firewall dan Antivirus/Antimalware, End point Protection, serta melakukan pemantauan aktifitas serangan siber dengan tools System Information Event Management (SIEM) dan Cyber Threat Intelligence. 

Baca Juga: Nilai Transaksi Livin' Bank Mandiri Capai Rp 1.552 Triliun Per Mei 2024

Livin’ by Mandiri juga terus mengalami pertumbuhan baik dari nilai maupun volume transaksinya. Per Maret 2024, Livin telah berhasil mencatatkan pertumbuhan transaksi yang solid. Frekuensi transaksi Livin’ mencapai 846 juta atau tumbuh 42% YoY, dengan nilai transaksi sebesar Rp 921 triliun, atau tumbuh 27% YoY. 

SVP Digital Retail Banking Bank Mandiri Yanto Masyap mengatakan, untuk mendukung transaksi tentunya perlu disertai infrastruktur yang mumpuni. "Saat ini, Livin’ dapat melayani puluhan ribu transaksi per detik dan akan terus ditingkatkan untuk mendukung transaksi digital," ujar Yanto.

Adapun jumlah pengguna Livin’ sampai dengan akhir Maret 2024 telah mencapai 24,4 juta. Sampai dengan akhir tahun, pihaknya menargetkan pertumbuhan pengguna Livin’ by Mandiri mencapai lebih dari 30% hingga akhir tahun 2024.

Dalam mengembangkan aplikasi super, Bank Mandiri juga telah menyiapkan Rp 3 Triliun untuk kebutuhan belanja modal capital expenditure (capex) untuk belanja IT atau layanan digital di tahun ini. Peningkatan alokasi ini digunakan untuk pengembangan layanan digital, termasuk memperkuat sistem keamanan siber.

Dalam memitigasi risiko di tengah maraknya serangan siber, Bank Mandiri memiliki divisi keamanan cyber yang bertanggung jawab melindungi bank dari berbagai serangan digital, baik dari dalam maupun luar. 

"Selayaknya mengamankan rumah fisik alias rumah tempat tinggal, kami menyiapkan pertahanan multilayer yang didukung dengan fraud detection system sehingga percobaan kejahatan cyber akan dapat langsung terdeteksi dan diantisipasi," jelasnya.

Yanto menjelaskan, pertahanan ini dimonitor melalui command center yaitu pusat pemantauan dan operasional pengamanan yang beroperasi 24x7. Selain itu, pihaknya juga terus melakukan edukasi keamanan cyber kepada nasabah untuk menjaga keamanan dalam bertransaksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×