Reporter: Mona Tobing | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Tahun ini bakal menjadi periode berat bagi industri multifinance, khususnya yang menyasar pembiayaan konsumen. Ketentuan aturan uang muka atau down payment (DP) minimal kredit kendaraan bermotor akan menghambat bisnis ini. Namun, pelaku usaha sudah menyiapkan berbagai strategi. Mulai dari promo, hadiah dan lain-lain agar laju pembiayaan tetap meningkat dibandingkan tahun lalu.
Memang, ketentuan DP telah menekan industri pembiayaan konsumen, terbukti laju kredit baru di pembiayaan konsumen melambat (lihat tabel). Bahkan, aturan yang baru berlaku sejak Juni 2012 itu sudah berimbas dari awal tahun lalu karena isu rencana penerapan kebijakan sudah terdengar sejak berbulan-bulan sebelumnya.
Tak ingin kondisi serupa terulang pada tahun ini, manajemen Federal International Finance (FIF) mengadakan program undian kepada para calon debiturnya. Konsumen yang mengajukan pembiayaan sepeda motor Honda baru atau pembiayaan elektronik serta perabot rumah tangga melalui FIF Spektra berhak mengikuti program Race to Victory. Ini adalah undian berhadiah yang berlangsung selama tiga tahap, masing-masing pada bulan Februari, April, dan Juli.
Hadiah per periode cukup beragam mulai dari gadget, TV LCD, hingga kendaraan bermotor, Honda CBR 150. "Promo ini menujukkan bahwa kami memiliki semangat kompetisi yang tinggi," kata Djap Tet Fa, Direktur Marketing FIF.
Mengandalkan syariah
Lain halnya PT Adira Dinamika Multi Finance (Adira Finance) yang akan memanfaatkan momentum Hari Raya untuk menggaet pelanggan. Pada momentum tersebut, Adira Finance akan menawarkan bunga murah. Willy S. Dharma, Direktur Utama Adira Finance, mengatakan pihaknya bekerjasama dengan diler dan agen tunggal pemegang merek (ATPM) memberikan periode cicilan bunga murah yang bisa turun 1%-2% dari biasanya.
Rencananya, Adira Finance akan menyasar pasar daerah kabupaten di luar Jakarta untuk dapat memberikan bunga murah. Pihaknya juga akan agresif menyalurkan pembiayaan baru kepada nasabah atau costumer sebelumnya. "Kami akan tawarkan kembali kredit kepada nasabah lama yang ingin kredit kendaraan lagi," kata Willy.
CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mengandalkan pembiayaan syariah demi mempertahankan bisnis pembiayannya. Tahun ini, CNAF menargetkan pembiayaan syariah bisa tumbuh 66% dari tahun lalu. Bahkan dari target pembiayaan akhir tahun mencapai Rp 9 triliun. CNAF optimistis kontribusi pembiayaan syariah bisa mencapai 50%.
Frengkie Natawidjaya, Direktur Utama CNAF, mengatakan CNAF akan memanfaatkan cross database dengan Bank CIMB Niaga Syariah untuk mendapatkan debitur baru. "Tahun ini kami masih akan ekspansif di market syariah karena permintaannya juga tinggi terutama untuk mobil," kata Frengkie, baru-baru ini.
Menurut dia, minat terhadap pembiayaan syariah masih cukup bagus, sekalipun kebijakan uang muka minimal (DP) syariah berlaku pada awal tahun ini. Manajemen CNAF menargetkan, pertumbuhan syariah bisa mencapai 66% menjadi Rp 5 triliun pada tahun ini. Tahun lalu, pembiayaan syariah mencapai Rp 3 triliun.
Salah satu yang dapat menolong pertumbuhan bisnis pembiayaan tahun ini adalah mobil murah yang harganya kurang dari Rp 100 juta atau low cost green car (LCGC). Dengan mobil jenis ini, segmen debitur baru akan muncul, yakni masyarakat berpenghasilan menengah. "Mereka sudah bisa menjangkau DP untuk mobil itu," kata Frengkie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News