kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.224   -44,00   -0,27%
  • IDX 7.097   0,57   0,01%
  • KOMPAS100 1.061   -1,66   -0,16%
  • LQ45 834   -1,33   -0,16%
  • ISSI 215   0,18   0,08%
  • IDX30 426   -0,55   -0,13%
  • IDXHIDIV20 514   0,79   0,15%
  • IDX80 121   -0,21   -0,17%
  • IDXV30 125   -0,28   -0,22%
  • IDXQ30 142   -0,01   0,00%

AFPI: fintech lending siap masuk ke sektor produktif di semester II 2019


Selasa, 30 Juli 2019 / 20:41 WIB
AFPI: fintech lending siap masuk ke sektor produktif di semester II 2019


Reporter: Agustinus Respati | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, tingkat wanprestasi di atas 90 hari (TWP90) fintech lending per Desember 2018 sebesar 1,45%. Sementara hingga Juni 2019 TWP90 ada di angka 1,75%.

Menanggapi data tersebut, Kepala Bidang Kelembagaan dan Humas AFPI Tumbur Pardede menjelaskan kenaikan tingkat NPL fintech lending selama semester I-2019 ini disebabkan karena adanya penyesuaian scoring engine di beberapa platform lending

Baca Juga: UangTeman catat tingkat wanprestasi 90 hari sebesar 95,86% di bulan Juli

Penyesuaian ini berkaitan dengan pembatasan akses ke HP calon peminjam. Per Mei sampai Juni kemarin, platform fintech lending telah menemukan cara baru untuk melakukan screening ke calon peminjamnya.

Tumbur menjelaskan secara akumulatif penyaluran dana lebih banyak ke sektor produktif. NPL lending ke sektor produktif juga masih di bawah 2%. 

Dirinya juga memberi gambaran, penyaluran ke sektor produktif memang biasanya lebih close ekosistem, jadi tidak terlalu close to public

Baca Juga: OJK menyebut pembiayaan multiguna meningkat karena relaksasi aturan

Biasanya, platform produktif memiliki jenis pinjamannya lebih spesifik, misalnya khusus sektor pertanian, perikanan, atau sektor peternakan, pedagang, dan UMKM.

Menyongsong semester II-2019 ini, Tumbur optimis penyelenggara fintech lending akan lebih banyak melakukan ekspansi ke sektor produktif. 

Dia mengatakan bahwa mitigasi resiko di bisnis produktif lebih terukur dari bisnis prosesnya, tetapi prosesnya memang lebih lambat.

Baca Juga: Modalku klaim tingkat gagal bayar di platformnya masih di bawah 1%

Menambahi hal itu, pihaknya menjelaskan bahwa pemberi pinjaman atau lender memiliki risk profil yang berbeda-beda. Di antara mereka ada pemberi pinjaman yang mau memberi risk profil tinggi, harapannya tentu mereka mendapatkan return yang tinggi juga.

AFPI juga memaparkan di semester II-2019 ini, 113 platform fintech lending telah siap meningkatkan penyaluran uangnya. 

“Tidak lama lagi Pusat Data Fintech Lending (Pusdafil) juga akan resmi beroperasi. Hal ini sangat membantu untuk menekan angka TWP fintech lending,” ungkap dia.

Baca Juga: Banyak kasus, tingkat kepercayaan terhadap fintech menciut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×