Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis fintech peer to peer (P2P) tidak lagi terbatas pinjam meminjam. Fintech bisa melakukan berbagai aksi korporasi seperti berinvestasi atau mengakuisisi.
Asosiasi Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) memprediksi tren kolaborasi antara P2P lending dengan start up lainnya akan semakin marak. Lantran P2P lending ingin terus meningkatkan akuisisi jumlah penerima pinjaman (borrower).
“Ada banyak kolaborasi yang dapat dilakukan. Caranya mulai dari kerjasama biasa, investasi hingga lewat akuisisi. Jadi tidak hanya terbatas bisnis pinjam meminjam saja. Kalau berinvestasi pada satu platform maka bisa mendapatkan pendapatan juga (dari start up yang diinvestasi),” ujar Tumbur kepada Kontan.co.id Selasa (29/10).
Baca Juga: Modalku bersama Golden Gate menyuntik pendanaan series A ke Paper.id
Asal tahu saja, salah satu pemain fintech P2P lending yakni bersama Golden Gate Venture baru saja mengumumkan memberikan pendanaan seri A kepada start up Paper.id.
Lewat pendanaan ini, Modalku akan menyasar pinjaman kepada UKM yang ada di ekosistem Paper.id. Hingga saat ini sudah terdapat 100.000 UKM yang menggunakan jasa Paper.id.
Tumbur menyatakan aksi yang dilakukan oleh Modalku bertujuan untuk mengakuisisi lebih banyak lagi borrower. Kendati demikian, Tumbur menyatakan guna meningkatkan akuisisi jumlah borrower, P2P lending tidak harus melakukan aksi investasi. Sebab selama ini, P2p lending juga sudah banyak bekerja sama dengan ekosistem yang memiliki UKM yang banyak.
Baca Juga: YLKI mempertanyakan perlindungan konsumen pinjaman fintech dari OJK
Ambil contoh beberapa pemain P2P lending menjalin kerja sama dengan e-commerce. Lewat kerjasama ini, P2P lending bisa membidik pinjaman kepada mitra UKM yang berjualan di ecommerce tersebut. Tentunya hal ini akan meningkatkan mitigasi risiko P2P lending lantaran memiliki rekam jejak transaksi UKM di e-commerce tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News