Reporter: Nadya Zahira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) melihat pada tahun 2025, industri pinjaman daring (Pindar) akan menemukan banyak peluang untuk melaju dan tetap tumbuh positif di tengah tantangan kondisi ekonomi makro nasional dan global.
“Untuk itu, diperlukan strategi bisnis sekaligus transformasi teknologi yang berkelanjutan dari platform Pindar,” kata Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar dalam keterangan resminya, Selasa (4/2).
Selain itu, Entjik mengungkapkan permintaan terhadap layanan Pindar diperkirakan terus meningkat pada 2025. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti peningkatan inklusi keuangan, pergeseran perilaku konsumen, dan kebutuhan pinjaman untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Adopsi internet dan smartphone yang terus meningkat akan memungkinkan lebih banyak orang mengakses layanan Pindar, terutama di pasar negara berkembang,” kata Entjik di Jakarta, Senin, 3 Februari 2024.
Baca Juga: Laba Fintech Lending Meningkat Signifikan, AFPI Beberkan Penyebabnya
Apalagi, Entjik bilang, adanya kebutuhan pendanaan yang besar dari masyarakat ditambah dengan keterbatasan kemampuan pembiayaan dari lembaga jasa keuangan konvensional, maka platform Pindar bisa mengambil kesempatan tersebut.
Entjik menyebutkan bahwa berdasarkan riset EY MSME Market Study and Policy Advocacy, total kebutuhan pembiayaan UMKM pada 2026 diproyeksikan mencapai Rp 4.300 triliun, sedangkan kemampuan supply kredit hanya Rp 1.900 triliun. Dengan demikian, akan ada credit gap sebesar Rp 2.400 triliun dari lembaga jasa keuangan konvensional.
“Data menyebutkan bahwa masyarakat yang tidak bisa dilayani oleh fasilitas pembiayaan konvensional atau unbankable people ini masih sangat besar. Di sini ada prospek Pindar ke depan untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” kata Entjik.
Untuk merespons permintaan pasar yang besar tersebut, ia mengatakan bahwa platform Pindar terus melakukan transformasi bisnis sekaligus pengembangan teknologi. Entjik menuturkan, ke depannya Pindar akan memperkuat kemitraan dengan perbankan terutama dalam hal pinjaman mikro dan layanan keuangan digital.
Baca Juga: Fintech Lending Diburu Waktu untuk Penuhi Ekuitas Rp 12,5 Miliar, AFPI Beri Solusi
Menurut dia, selama ini perbankan telah menjadi mitra terbaik Pindar sebagai lender institusi. Beberapa bank juga telah mengakuisisi Pindar untuk mendapatkan teknologi dan basis pelanggan baru.
“Kami terus melakukan pendekatan dan meyakinkan bahwa pindar dan perbankan bukan lagi kompetitor. Market kita berbeda, sehingga yang bisa kita lakukan adalah channeling dan partnership,” ujar Entjik.
Lebih lanjut, Entjik mengatakan bahwa industri Pindar juga akan terus melakukan pengembangan dari sisi teknologi karena merupakan infrastruktur utama bisnis ini.
Dia menilai, kemajuan dalam beberapa area teknologi akan mempengaruhi sektor ini seperti Kecerdasan Buatan (AI) dan Pembelajaran Mesin (Machine Learning), Automasi dan Proses Digital, serta Blockchain dan Smart Contracts.
Baca Juga: AFPI: Ini Perbedaan Cara Penagihan Utang Telat Bayar Antara Pindar dan Pinjol Ilegal
Selanjutnya: Bank Raya Gandeng Mekari Talenta, Perluas Digitalisasi Payroll
Menarik Dibaca: 6 Tips Diet untuk Penderita Diabetes yang Aman dan Efektif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News