kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.159   -21,06   -0,29%
  • KOMPAS100 1.099   -4,07   -0,37%
  • LQ45 870   -5,38   -0,61%
  • ISSI 220   0,77   0,35%
  • IDX30 444   -2,96   -0,66%
  • IDXHIDIV20 537   -1,57   -0,29%
  • IDX80 126   -0,50   -0,40%
  • IDXV30 134   -0,68   -0,50%
  • IDXQ30 148   -0,41   -0,27%

Aftech: Industri Fintech Perlu Meningkatkan Tata Kelola


Kamis, 14 November 2024 / 05:20 WIB
Aftech: Industri Fintech Perlu Meningkatkan Tata Kelola
ILUSTRASI. Aftech menyebut salah satu tantangan yang saat ini dihadapi industri fintech secara keseluruhan, yakni soal governance atau tata kelola. ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/M Agung Rajasa/pras.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) menyebut salah satu tantangan yang saat ini dihadapi industri fintech secara keseluruhan, yakni soal governance atau tata kelola. 

Oleh karena itu, Ketua Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Pandu Sjahrir menekankan fintech saat ini perlu meningkatkan tata kelola. 

Pandu bilang hal itu mau tak mau harus dilakukan. Sebab, fintech erat kaitannya dengan pengelolaan dana pihak ketiga.

Baca Juga: Fintech Makin Andalkan Dana Perbankan

"Selain itu, banyak penyaluran pendanaan yang dilakukan ke usaha-usaha yang memang belum bankable. Kebanyakan masih baru, underbanked ataupun unbankable," ungkapnya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Senin (11/11).

Pandu mengatakan peningkatan tata kelola bagus untuk dilakukan demi memastikan ekosistem fintech dapat terus berlanjut. Selain tata kelola, Pandu menyebut peningkatan literasi juga perlu dilakukan. Sebab, fintech juga menyalurkan pembiayaan kepada para pengguna. 

"Mereka menyalurkan dana ke masyarakat. Perusahaan juga ingin tahu bahwa orang yang diberikan dana atau diberikan mandat itu memahami," katanya.

Baca Juga: Lender Institusi Jadi Tulang Punggung Industri Fintech P2P Lending

Pandu mengatakan bahwa literasi juga akan membuat pengguna memahami kedisiplinan dalam mengembalikan pinjaman. Kalau hal itu tidak dipatuhi, tentu bisa berimbas ke credit rating. Ujung-ujungnya akan sulit untuk berkembang karena tidak bisa meminjam lagi. 

"Kadang-kadang orang hanya menerima uang, tetapi sudah cukup sampai situ saja. Oleh karena itu, bagian dari literasi memang harus ada," ucap Pandu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×