kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Aftech: Industri Fintech Perlu Meningkatkan Tata Kelola


Kamis, 14 November 2024 / 05:20 WIB
Aftech: Industri Fintech Perlu Meningkatkan Tata Kelola
ILUSTRASI. Aftech menyebut salah satu tantangan yang saat ini dihadapi industri fintech secara keseluruhan, yakni soal governance atau tata kelola. ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/M Agung Rajasa/pras.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) menyebut salah satu tantangan yang saat ini dihadapi industri fintech secara keseluruhan, yakni soal governance atau tata kelola. 

Oleh karena itu, Ketua Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Pandu Sjahrir menekankan fintech saat ini perlu meningkatkan tata kelola. 

Pandu bilang hal itu mau tak mau harus dilakukan. Sebab, fintech erat kaitannya dengan pengelolaan dana pihak ketiga.

Baca Juga: Fintech Makin Andalkan Dana Perbankan

"Selain itu, banyak penyaluran pendanaan yang dilakukan ke usaha-usaha yang memang belum bankable. Kebanyakan masih baru, underbanked ataupun unbankable," ungkapnya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Senin (11/11).

Pandu mengatakan peningkatan tata kelola bagus untuk dilakukan demi memastikan ekosistem fintech dapat terus berlanjut. Selain tata kelola, Pandu menyebut peningkatan literasi juga perlu dilakukan. Sebab, fintech juga menyalurkan pembiayaan kepada para pengguna. 

"Mereka menyalurkan dana ke masyarakat. Perusahaan juga ingin tahu bahwa orang yang diberikan dana atau diberikan mandat itu memahami," katanya.

Baca Juga: Lender Institusi Jadi Tulang Punggung Industri Fintech P2P Lending

Pandu mengatakan bahwa literasi juga akan membuat pengguna memahami kedisiplinan dalam mengembalikan pinjaman. Kalau hal itu tidak dipatuhi, tentu bisa berimbas ke credit rating. Ujung-ujungnya akan sulit untuk berkembang karena tidak bisa meminjam lagi. 

"Kadang-kadang orang hanya menerima uang, tetapi sudah cukup sampai situ saja. Oleh karena itu, bagian dari literasi memang harus ada," ucap Pandu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×