kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.500   -28,00   -0,18%
  • IDX 7.773   12,54   0,16%
  • KOMPAS100 1.208   3,04   0,25%
  • LQ45 961   0,40   0,04%
  • ISSI 235   0,74   0,31%
  • IDX30 494   0,63   0,13%
  • IDXHIDIV20 593   0,16   0,03%
  • IDX80 138   0,40   0,29%
  • IDXV30 142   0,32   0,22%
  • IDXQ30 164   0,16   0,10%

AFTECH Sebut Industri Fintech Kian Berkembang Pasca Fenomena Tech Winter


Minggu, 04 Agustus 2024 / 17:49 WIB
AFTECH Sebut Industri Fintech Kian Berkembang Pasca Fenomena Tech Winter
ILUSTRASI. Bisnis fintech peer to peer (P2P) lending.


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. AFTECH Annual Members Survey (AMS) 2024 yang digagas oleh Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) menunjukkan perkembangan industri fintech di Indonesia pasca fenomena tech winter

Sekretaris Jenderal AFTECH, Budi Gandasoebrata mengungkapkan dalam setahun terakhir, industri fintech dihadapkan pada kondisi perekonomian global yang masih fluktuatif dan tech winter yang berkepanjangan. 

Namun sektor ini terus menunjukkan ketangguhan dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang ada. Perkembangan terlihat dari peningkatan ekspansi bisnis fintech, minat pada talenta lokal, perbaikan pada kesetaraan gender, serta tumbuhnya minat industri fintech pada isu lingkungan dan tanggung jawab sosial. 

“Industri fintech semakin fokus pada profitabilitas dengan strategi bisnis berkelanjutan, efisiensi operasional, dan pengembangan produk bernilai tinggi," ucap Budi dalam keterangan resmi, dikutip pada Minggu (4/8). 

Baca Juga: Menilik Upaya Fintech dalam Meningkatkan Inklusi Keuangan

Hal itu juga sejalan dengan hasil AMS 2024 yang menunjukkan 20,6% fintech mengubah model bisnis dan melakukan ekspansi usaha. Kondisi tersebut sedikit berbeda dibandingkan dengan hasil AMS 2022/23 di mana hanya 12% fintech yang mengubah model bisnis dan melakukan ekspansi usaha karena masih adanya sedikit dampak pandemi serta tech winter

Selain itu, industri fintech juga mulai berkomitmen pada prinsip Governance, Risk Management, and Compliance (GRC) dan menerapkan prinsip ESG, serta berkolaborasi yang solid dengan Lembaga Jasa Keuangan lainnya sehingga membuat industri ini dapat mengatasi tantangan, terutama fenomena tech winter

Hasil AMS menunjukkan sebanyak 26,7% fintech memiliki laporan ESG. Misalnya memberikan sponsor untuk kegiatan sosial, khususnya bencana alam, hingga pemberian modal usaha kepada UMKM dengan persentase sebesar 21,2%.

Baca Juga: Manfaatkan Ekosistem, LinkAja Klaim Kinerja Positif Sepanjang Semester I-2024

"Dengan adanya berbagai inovasi, industri fintech di Indonesia berhasil menciptakan solusi keuangan yang inklusif dan efisien bagi masyarakat luas serta menempatkan fintech menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam ekosistem ekonomi digital," pungkasnya. 

Adapun AFTECH juga melaporkan sebanyak 50,4% yang memiliki nilai transaksi antara Rp5-500 miliar per tahun, sementara 23,7% memiliki nilai transaksi kurang dari Rp5 miliar per tahun.

Asal tahu saja, tech winter sendiri biasanya terjadi dalam perusahaan rintisan atau start up. Dalam buku Perkembangan Ekonomi Kreatif & Ekonomi Industri Berbasis Digital oleh Rita Kusumadewi, dkk, tech winter adalah istilah yang menggambarkan kondisi startup yang kemungkinan besar akan mengalami perlambatan atau bahkan kebangkrutan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×