Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) menilai kerja sama antar para pelaku fintech payment merupakan hal yang lumrah. Baru-baru ini, LinkAja milik PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) bekerja sama dengan GoJek milik PT Aplikasi Karya Anak Bangsa. Nantinya, LinkAja akan menjadi salah satu opsi pembayaran di GoJek.
Ketua Umum Aftech Niki Santo Luhur menyatakan kolaborasi ini akan membuat efisiensi di industri fintech payment terutama dalam membangun infrastruktur. Lanjut ua dengan adanya interoperabilitas antar pelaku industri. Maka konsumen yang akan diuntungkan.
Baca Juga: Dalam waktu dekat, LinkAja jadi opsi pembayaran di ekosistem GoJek
"Misalnya suatu hari nanti, Anda sebagai konsumen ingin memindahkan dananya dari satu uang elektronik ke uang elektronik yang lain, itu kan gampang. Ini kan power-nya ada pada konsumen, dia bias milih mau ganti, buang, pakai, atau pindah layanan lainnya," ujar Niki usai AFTECH & UNCDF SEMINAR pada Selasa (9/7) di Jakarta.
Lanjut Niki, hal ini akan meningkatkan kompetisi antar pelaku fintech payment, namun akan memberikan keuntungan bagi para penggunanya. Sehingga ke depan, Ia berharap pelaku fintech payment tidak lagi berlomba dalam membangun infrastruktur, tapi lebih ke peningkatan layanan bagi pengguna.
Kendati demikian, Niki menilai bagi pemain baru yang hendak menggarap bisnis fintech payment tidak akan susah. Lantaran sudah ada standar yang sudah ditetapkan oleh regulator. Dimana Bank Indonesia telah menetapkan starndar QR Code bagi pemain fintech payment.
Baca Juga: OJK dukung fintech lending kerjasama dengan e-commerce
"Sehingga alat mereka (pemain baru) juga bisa diterima. Justru hal ini yang membuat pemain baru bisa bersaing dengan pemain yang sudah ada. Bukan berarti akan banyak pemain juga, karena semakin banyak kompetisi, maka akan semakin susah membangun bisnis dengan skala yang besar," jelas Niki.
Ia menilai pemenang di industri fintech payment adalah yang memiliki produk hebat, marketing dan menyelesaikan persoalan. Bukan lagi payment yang punya dana dan investasi yang besar yang mampu membangun infrastruktur fisik yang menang. Hal ini lah yang ia nilai mampu membuat ekosistem menjadi lebih sehat.
Baca Juga: Baru dua bulan terdaftar di OJK, Alami salurkan pinjaman Rp 10,8 miliar per Juni
Asal tahu saja, Bank Indonesia mencatatkan volume transaksi uang elektronik mencapai 422,6 juta kali transaksi. Nilai ini tumbuh 89,57% year on year (yoy) dari posisi Mei 2019 sebanyak 222,92 juta transaksi.
Sedangkan secara nominal, hingga Mei 2019 terjadi lonjakan transaksi hingga 262,54% yoy menjadi Rp 12,81 triliun. Dibandingkan pencapaian nominal transaksi di lima bulan pertama 2018 sebanyak Rp 3,53 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News