kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Akibat PPKM, bisnis asuransi perjalanan merosot


Jumat, 16 Juli 2021 / 18:05 WIB
Akibat PPKM, bisnis asuransi perjalanan merosot
ILUSTRASI. Presiden Direktur Asuransi Wahana Tata (Aswata) Christian Wanandi /pho KONTAN/carolus Agus Waluyo.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 belum kunjung berakhir sehingga mempengaruhi berbagai sektor termasuk pariwisata. Hal ini turut memberi ketidakpastian terhadap nasib asuransi perjalanan pada tahun ini.

Imbasnya, bisnis asuransi perjalanan merosot signifikan selama pandemi. Bahkan, penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ikut membebani lini bisnis ini.

Asuransi Wahana Tata (Aswata), misalnya, per Juli 2021 hanya mengantongi premi kurang dari Rp 20 juta. Alhasil, lini bisnis ini berkontribusi sangat kecil terhadap premi perusahaan. 

Dengan kontribusinya yang minim, perusahaan tidak memasang target besar. Aswata justru lebih fokus memaksimal lini usaha lain untuk mendongkak kinerja perusahaan. 

"Tahun ini, fokus kami pada asuransi properti, engineering dan kendaraan," kata Presiden Direktur Aswata Christian Wirawan Wanandi, Jumat (16/7) 

Sampai akhir tahun, Aswata masih optimitis bisa kumpulkan pendapatan premi Rp 1,9 triliun dari keseluruhan bisnis. Target itu naik tipis dari realisasi tahun sebelumnya yakni Rp 1,8 triliun. 

Baca Juga: Kembali direvisi, berikut ketentuan terbaru aturan PPKM darurat

Tak berbeda jauh, Simas Insurtech bahkan merevisi target premi asuransi perjalanan dari Rp 75 miliar menjadi Rp 40 miliar tahun ini. Hingga Juni 2021, perusahaan baru kantongi premi Rp 15 miliar. 

Padahal, lini usaha ini sempat menunjukkan kenaikan pada kuartal dua 2021. Namun akibat kebijakan PPKM, kinerja Simas Insurtech juga ikut terdampak. 

"Namun sejak ada PPKM, dampaknya akan terasa di kuartal tiga 2021. Saya harap PPKM ini tidak berlangsung lama," terang Presiden Direktur Simas Insurtech Teguh Aria Djana.

Guna mengantisipasi penurunan lebih besar, perusahaan berencana menggandeng lebih banyak patner seperti perusahaan tiket online dan markeplace. Selain itu, melengkapi produk asuransi perjalanan dengan jaminan risiko Covid-19. 

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) membenarkan, bahwa kegiatan bepergian menurun sehingga kebutuhan asuransi perjalanan juga merosot. Meski demikian, ia optimis kinerja asuransi kesehatan terangkat. 

"Pemerintah masih optimis meningkatkan kegiatan di sektor pariwisata dengan protokol kesehatan yang ketat. Ini dimaksudkan agar masyarakat sadar pentingnya kesehatan untuk menanggulangi covid," Direktur Eksekutif AAUI Dody AS Dalimunthe.

Baca Juga: Industri asuransi umum ramai-ramai jual produk lewat digital

Menurut Dody, salah satu mitigasi risikonya melalui penggunaan asuransi perjalanan. Dengan begitu, ia berharap kontribusi industri asuransi dapat membantu optimisme peningkatan kegiatan pariwisata ke depan.

"Saat kondisi masyarakat khawatir dengan kondisi kesehatannya, maka lini asuransi kesehatan dan kecelakaan diri yang berperan untuk menstimulus aktifitas masyarakat agar tetap produktif," tambahnya. 

Di sisi lain, ia menilai perusahaan melakukan berbagai cara untuk mempertahankan bisnisnya, termasuk peninjauan serta penerapan prudent underwriting. Kemudian mendesain produksi yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. 

Selanjutnya: Industri asuransi umum ramai-ramai jual produk lewat digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×