kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.826.000   20.000   1,11%
  • USD/IDR 16.565   5,00   0,03%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Akuisisi Multifinance, Fintech Lending Berupaya Perluas Cakupan Bisnis


Kamis, 05 Desember 2024 / 21:04 WIB
Akuisisi Multifinance, Fintech Lending Berupaya Perluas Cakupan Bisnis
ILUSTRASI. Pengguna sosial media mengamati iklan platform pinjaman online alias pinjol di Tangerang Selatan, Minggu (24/9/2023). Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menegaskan, biaya pinjaman di platform pinjol tak lebih melebihi 1%. Bahkan, platform pinjol dilarang mengenakan biaya pinjaman di atas 0,4% per hari. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto

Suwandi berharap, kinerja BNPL bisa meningkat ke depannya seiring banyaknya pelaku usaha yang menyasar segmen tersebut.  "Harapannya bisa tetap naik," katanya.

Hal itu juga selaras dengan pernyataan Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda yang menilai aksi fintech lending mengakuisisi multifinance bertujuan untuk mengembangkan layanan Buy Now Pay Later atau paylater.

"Dengan akuisisi multifinance oleh platform fintech, saya merasa arahnya adalah mengembangkan BNPL," ungkapnya kepada Kontan, Kamis (5/12).

Lebih rinci, Nailul menerangkan bisnis pinjaman daring dengan multifinance mempunyai sistem yang serupa, tetapi berbeda output yang didapatkan oleh peminjam. Pinjaman daring output-nya berupa cashloan, sedangkan multifinance biasanya ada barang yang diperdagangkan. 

Nailul menambahkan kemungkinan besar fintech lending yang memiliki multifinance bertujuan untuk menyasar segmen produktif yang bisa membeli barang dengan pembayaran BNPL.

Dia juga menilai tren akuisisi multifinance oleh fintech lending mungkin akan meningkat ke depannya. Hal itu seiring dengan perkembangan BNPL yang sangat pesat. 

"Ke depannya, berpotensi akan ada lagi perusahaan multifinance yang diakusisi, baik oleh platform digital maupun non digital," kata Nailul.

Baca Juga: Bunga Pinjaman Turun Mulai Bulan Depan, Jauhi Pinjol ilegal Berikut

Tak bisa dipungkiri memang kinerja pembiayaan BNPL tumbuh begitu subur. Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman mengatakan, piutang pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan per September 2024 tercatat sebesar Rp 8,24 triliun.

"Nilai itu meningkat sebesar 103,40%, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ujarnya dalam keterangan resmi RDK OJK, Jumat (1/11).

Jika ditelaah, pencapaian per September 2024 tercatat tumbuh signifikan dibandingkan pertumbuhan per Agustus 2024. Agusman menyampaikan pertumbuhan piutang pembiayaan BNPL perusahaan pembiayaan per Agustus 2024 tumbuh sebesar 89,20% YoY dengan nilai sebesar Rp 7,99 triliun.

Agusman menambahkan Non Performing Financing (NPF) gross BNPL perusahaan pembiayaan dalam kondisi terjaga, yakni berada di posisi 2,6% per September 2024. Angka itu mencatatkan kenaikan, jika dibandingkan posisi per Agustus 2024 yang sebesar 2,52%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×