Reporter: Roy Franedya |
JAKARTA. Peringatan dini Bank Indonesia (BI) tentang potensi bubble di kredit otomotif dan properti, tak menyebabkan perbankan mengendurkan ekspansi. Sejumlah bank tetap pada rencana awal mereka: menggenjot segmen kredit konsumsi. Mereka yakin, pertumbuhan kredit jenis ini belum mencemaskan dan risiko masih terkendali.
PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) misalnya, hingga akhir tahun ini tetap mengincar kredit konsumsi sebesar Rp 11 triliun. Angka tersebut melonjak 69,23% dibandingkan dengan akhir tahun 2010 sebesar Rp 6,5 triliun. Dari target setahun, per Juni lalu OCBC NISP sudah merealisasikan Rp 8,7 triliun atau sekitar 79%..
Di Bank OCBC NISP, kredit konsumsi menyumbang 30% terhadap total kredit. Keran terbesar dari kredit kepemilikan rumah (KPR) dan apartemen (KPA). Sementara porsi kredit pemilikan mobil (KPM) masih kecil.
Direktur Konsumer OCBC NISP, Rudy N Hamdani, mengatakan, untuk memperbesar pasar KPM, OCBC NISP memperbanyak kerjasama dengan perusahaan pembiayaan (multifinance). "Kami mencari tiga multifinance sebagai rekanan," katanya. Dari target KPM tahun ini sebesar Rp 2 triliun, bank ini baru merealisasikan Rp 500 miliar atau 25% per akhir Juni 2011.
Rudy optimistis, target kredit bakal tercapai. Sebab permintaan masyarakat masih sangat tinggi. "Ini berkat pertumbuhan kelas menengah yang pesat," katanya.
Bank lain yang menggenjot kredit konsumsi adalah PT Bank BNI Tbk (BBNI). Bank pelat merah ini menargetkan pencapaian kredit akhir tahun mencapai
Rp 25 triliun atau naik 40% daripada tahun lalu. Hingga Juni 2011, total kredit konsumsi Rp 22,3 triliun, tumbuh 15% (year on year).
Direktur Ritel dan Konsumer BNI, Darmadi Sutanto, mengatakan, untuk mengejar target tersebut BNI akan fokus ke KPR dan kartu kredit. Untuk penyaluran KPR pihaknya akan menyasar first living house. Plafon kreditnya memang tidak tinggi, tetapi risiko gagal bayar kelompok konsumen ini paling rendah. "Orang yang mau mengambil rumah pertama berdasarkan pada kebutuhan sehingga benar-benar berusaha membayar tagihan," ujarnya.
Untuk kartu kredit, BNI memanfaatkan momentum hari raya dan liburan akhir tahun. Bank ini akan fokus pada pemberian kemudahan bertransaksi kartu kredit dalam berbelanja, hotel dan penerbangan. "Kami menargetkan transaksinya sampai akhir tahun mencapai Rp 14 triliun. Kami juga menargetkan pengguna kartu kredit kami menjadi 2 juta nasabah di akhir tahun ini," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News