Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Di sepanjang tahun lalu, unit usaha syariah PT Asuransi Allianz Life Indonesia memang cuma membukukan pertumbuhan premi bruto sebesar 9,6%. Namun, di tahun politik ini, perusahaan asuransi jiwa yang berbasis di Jerman tersebut optimistis dapat mengantongi pertumbuhan di kisaran 25%.
Abdul Chalik, Sharia Business Manager Allianz Life mengatakan, optimisme ini bukan isapan jempol, mengingat berbagai upaya yang telah dipersiapkan perseroan. Pertama, memperkuat kanal keagenan sebagai faktor utama penjualan. “Kami akan meningkatkan jumlah agen sebanyak 15% dari posisi sekarang, yakni 7.258 orang,” ujarnya, Rabu (4/6).
Kedua, pihaknya juga akan mendongkrak kontribusi dari jalur distribusi direct marketing-telemarketing (DMTM). Sebagai bukti, perseroan baru saja meneken kerja sama bersama PT Bank Central Asia Tbk untuk pemasaran produk asuransi jiwa Allianz. Perseroan mengaku masih mengembangkan jaringan kerja sama dengan bank mitra lainnya.
Faktor pendukung lainnya, Chalik menambahkan, segmen pasar perseroan menyasar masyarakat kelas menengah. Sehingga, tidak akan terpengaruh dengan tahun politik. Apalagi, produk-produk asuransi jiwa yang dijualnya masih didominasi oleh produk asuransi berbasis investasi (unitlink) regular premi. “Unitlink ini pun lebih kepada proteksi ketimbang investasi,” terang dia.
Sekadar menyegarkan ingatan, tahun lalu, Allianz Life Syariah membukukan premi bruto sebesar Rp 623,6 miliar atau tumbuh 9,6% jika dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya. Pendapatan perseroan pun naik kurang dari 1%. Beruntung, bebannya menyusut 8%, sehingga laba bersih sangat kinclong menjadi Rp 26,3 miliar atau melesat 444%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News