kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Alternatif pembayaran digital makin ramai, bisnis kartu kredit tersendat


Kamis, 27 Desember 2018 / 20:38 WIB
Alternatif pembayaran digital makin ramai, bisnis kartu kredit tersendat
ILUSTRASI. Steve Marta


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Martha mengaku saat ini ada tantangan yang harus dihadapi oleh bank dalam mengenjot bisnis kartu kredit.

"Banyaknya alternatif pembayaran digital seperti e-money, dan e-wallet menjadi tantangan bagi kartu kredit. Di samping memang sekarang ini peraturan untuk pemilikan kartu kredit yang lebih ketat. Promosi pembayaran dengan menggunakan platform fintech juga memberikan andil pengaruh dalam hal transaksi menggunakan kartu,"ujar Steve kepada Kontan.co.id pada Kamis (27/12).

Meski demikian, Steve menyebut, dalam ekosistem seperti ini, kartu kredit dapat bergandengan dengan dompet digital atau e-wallet. Steve menilai e-wallet yang ada dan dipergunakan masyarakat sekarang ini bisa memberikan alternatif sumber dana langsung dari kartu kredit.

Pada 2019, asosiasi masih menargetkan transaksi kartu kredit bisa tumbuh sebesar 5% yoy. Ke depannya akan lebih ramai lagi industri pembayaran digital indonesia. Sehingga menjadikan tantangan untuk penerbit untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menawarkan berbagai program.

Catatan saja, data Bank Indonesia menunjukkan nominal transaksi kartu kredit perbankan hingga November tumbuh 5% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 284,06 triliun. Sedangkan posisi yang sama tahun lalu mencapai Rp 270,53 triliun.

Sedangkan volume transaksi tumbuh 3,2% yoy menjadi 307,7 juta kali transaksi. Pada November 2017 volume transaksi sebanyak 298,15 juta transaksi. 

Steve mengaku, bisnis kartu kredit membutuhkan cakupan ekonomi yang cukup besar. Sehingga untuk bank besar akan ada keuntungan dalam membuat program yang menarik bagi nasabah. Namun Steve menekankan, bukan berarti bank dengan skala kecil tidak bisa bersaing.

Ambil contoh, PT Bank CIMB Niaga Tbk yang masih mencatatkan pertumbuhan kartu kredit di atas industri. 

Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan bilang hingga November pertumbuhan bisnis kartu kredit CIMB Niaga mencapai 10% yoy, Bahkan di Desember bisa tumbuh 20% dibandingkan transaksi di bulan biasa. Hal ini lantaran adanya promosi dan kebutuhan Natal dan tahun baru. 

Tahun 2019, CIMB Niaga juga masih memproyeksi bisnis kartu kredit tumbuh 10% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×