kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.035.000   26.000   1,29%
  • USD/IDR 16.445   1,00   0,01%
  • IDX 7.886   84,28   1,08%
  • KOMPAS100 1.105   15,66   1,44%
  • LQ45 799   5,45   0,69%
  • ISSI 270   3,79   1,42%
  • IDX30 414   3,13   0,76%
  • IDXHIDIV20 481   3,65   0,76%
  • IDX80 121   0,81   0,67%
  • IDXV30 133   1,45   1,10%
  • IDXQ30 134   1,23   0,93%

Aludi Catat Dana yang Dihimpun Securities Crowdfunding Rp 1,7 Triliun per Juni 2025


Rabu, 03 September 2025 / 06:56 WIB
Aludi Catat Dana yang Dihimpun Securities Crowdfunding Rp 1,7 Triliun per Juni 2025
ILUSTRASI. Crowdfunding. (KONTAN/Muradi)


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Layanan Urun Dana Utama (Aludi) mencatat, ada 18 penyelenggara urun dana atau securities crowdfunding (SCF) yang telah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Hingga Juni 2025, total dana yang berhasil dihimpun penyelenggara SCF mencapai Rp 1,7 triliun.

Baca Juga: Urun Dana Incar Proyek Makan Bergizi

Sekretaris Jenderal Aludi Patrick Gunadi menjelaskan, jumlah penerbit atau pelaku usaha yang memanfaatkan layanan ini tercatat sebanyak 927, sementara jumlah investor mencapai 191.000 orang.

"Prospek industri urun dana masih sangat menjanjikan ke depan, seiring meningkatnya minat investor aktif serta meluasnya segmen UMKM dan start-up yang mencari alternatif pendanaan non-bank," kata Patrick kepada Kontan.co.id, Selasa (2/9).

Ia menambahkan, dukungan teknologi serta regulasi OJK yang makin terbuka dan ramah bagi investor maupun penerbit juga menjadi katalis bagi pertumbuhan industri ini.

Meski begitu, Patrick menekankan pentingnya penerapan manajemen risiko yang ketat. Penyelenggara urun dana, menurutnya, perlu melakukan seleksi dan due diligence terhadap penerbit secara menyeluruh.

Baca Juga: Aludi Sebut Industri Urun Dana Sudah Mulai Melirik Program Pemerintah

Proses ini mencakup aspek keuangan, legalitas, profil manajemen, serta prospek keberlanjutan usaha.

Selain itu, industri SCF juga didorong untuk menerapkan sistem scoring guna menentukan profil risiko penerbit, serta melaksanakan Know Your Customer (KYC) baik secara langsung maupun dengan teknologi electronic Know Your Customer (e-KYC).

“Untuk penerbit yang sudah bankable, bisa dilakukan pengecekan kolektabilitas,” ujarnya.

Langkah lain yang disarankan Patrick adalah membatasi plafon pendanaan per UMKM sesuai profil risiko, menjalin kerja sama dengan perusahaan asuransi untuk memitigasi potensi gagal bayar, serta melakukan monitoring ketat terhadap kondisi keuangan penerbit.

Baca Juga: Aludi Sebut Penyelenggara Urun Dana Perlu Upaya Ini dalam Memitigasi Risiko Pendanaan

“Penyelenggara juga bisa memperkuat struktur jaminan dengan menambah instrumen agunan, seperti cash collateral, aset tetap, aset bergerak, persediaan, hingga escrow account yang dilengkapi akses internet banking,” imbuhnya.

Selanjutnya: IHSG Naik Hari Ini? Cek Proyeksi dari Mirae Asset dan Rekomendasi Sahamnya

Menarik Dibaca: IHSG Naik Hari Ini? Cek Proyeksi dari Mirae Asset dan Rekomendasi Sahamnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×