kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.911.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.226   -37,00   -0,23%
  • IDX 6.878   -3,19   -0,05%
  • KOMPAS100 1.002   -0,07   -0,01%
  • LQ45 766   -0,64   -0,08%
  • ISSI 227   0,63   0,28%
  • IDX30 394   -0,39   -0,10%
  • IDXHIDIV20 456   -1,33   -0,29%
  • IDX80 112   0,04   0,04%
  • IDXV30 114   0,89   0,79%
  • IDXQ30 128   -0,45   -0,35%

Aludi Sebut Penyelenggara Urun Dana Perlu Upaya Ini dalam Memitigasi Risiko Pendanaan


Kamis, 03 Juli 2025 / 19:48 WIB
Aludi Sebut Penyelenggara Urun Dana Perlu Upaya Ini dalam Memitigasi Risiko Pendanaan
ILUSTRASI. Ketua Umum Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI) Nandana Pawitra menyerahkan plakat kepada Analis Senior Deputi Direktur Perizinan Perorangan dan Lembaga Penunjang Pasar Modal 2 OJK Darsita Sari saat Securities Crowdfunding Day 2024 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (21/11/2024). Acara bertema Securities Crowdfunding Goes to IPO: Sarana UMKM Melantai di Bursa, bertujuan mengedukasi masyarakat mengenai konsep Securities Crowdfunding (SCF). SCF merupakan model pembiayaan berbasis teknologi yang memungkinkan UMKM di Indonesia mendapatkan dana dari masyarakat umum melalui platform digital. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mitigasi risiko menjadi isu hangat di industri jasa keuangan, termasuk di tengah meningkatnya risiko terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Mengenai hal itu, Asosiasi Layanan Urun Dana Utama (Aludi) menyebut penyelenggara urun dana atau Securities Crowdfunding (SCF) perlu melakukan sejumlah upaya dalam memitigasi risiko pendanaan.

Sekretaris Jenderal Aludi Patrick Gunadi mengatakan salah satu upayanya, yakni melakukan proses penyeleksian dan due diligence penerbit secara menyeluruh yang mencakup aspek keuangan, legalitas, profil manajemen, serta prospek keberlanjutan dan pertumbuhan usaha. Selain itu, menerapkan sistem scoring dalam penentuan profil risiko penerbit.

Baca Juga: Dana yang Dihimpun Industri Urun Dana Terus Meningkat Dalam 3 Bulan Terakhir

"Ditambah melaksanakan sistem Know Your Customer (KYC) penerbit baik secara langsung maupun menggunakan teknologi electronic KYC (e-KYC). Untuk penerbit yang sudah bankable bisa dilakukan proses pengecekan kolektabilitas," katanya kepada Kontan, Kamis (3/7).

Patrick juga menyampaikan penyelenggara bisa melakukan upaya menetapkan batasan maksimal pendanaan per UMKM sesuai risk profile penerbit, menjalin kerja sama dengan pihak asuransi untuk memitigasi risiko gagal bayar, serta monitoring ketat terhadap operasional dan keuangan penerbit.

Baca Juga: Bizhare Lakukan Sejumlah Upaya Ini dalam Memitigasi Risiko Pendanaan

"Selain itu, memperkuat struktur jaminan melalui penambahan jenis jaminan, seperti cash collateral, aset tetap, aset bergerak, persediaan, hingga escrow account dengan akses internet banking," ujarnya.

Lebih lanjut, Patrick menyampaikan 18 penyelenggara urun dana yang berizin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah membukukan dana yang terhimpun sebesar Rp 1,7 triliun per Juni 2025. Adapun jumlah penerbit (pelaku usaha) sebanyak 927, sedangkan investor sebanyak 191.000 per Juni 2025. 

Baca Juga: Aludi Sebut Prospek Industri Urun Dana Masih Menjanjikan Tahun Ini

Selanjutnya: Gandeng Taspen dan MNC Bank, Fintech Ini Tawarkan Produk Keuangan ke ASN

Menarik Dibaca: 5 Manfaat Senam Kegel untuk Wanita, Bikin Orgasme Lebih Baik!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×