Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mandiri Sekuritas dalam risetnya awal Februari 2018 memproyeksi, pada pertengahan tahun ini, akan ada kenaikan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL). Kenaikan NPL ini disebabkan karena ada potensi kredit yang direstrukturisasi jatuh ke NPL.
Proyeksi analis ini sudah diantisipasi regulator.
"Kredit macet tahun lalu banyak berasal dari sektor pertambangan dan turunannya," kata Heru Kristiyana, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK kepada kontan.co.id, Senin (5/2). Dengan harga komoditas yang sudah mulai naik, diperkirakan, kualitas kredit akan membaik.
Pendapat senada disampaikan, Boedi Armanto, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK.
Boedi bilang, sejak 24 Agustus 2017, OJK sudah menerapkan kembali tiga pilar dalam sebelum melakukan restrukturisasi kredit.
"Tiga pilar ini untuk menetapkan kolektabilitas debitur. Dengan ini, NPL diproyeksi tidak akan naik tapi turun," kata Boedi kepada kontan.co.id, Senin (5/2). Penurunan NPL ini tentu harus diikuti oleh ekonomi yang kondusif.
Haryono Tjahjarijadi, Presiden Direktur Bank Mayapada bilang sepanjang 2017 bank tidak ada terlalu banyak kredit yang direstrukturisasi.
"Jumlahnya outstanding sangat kecil 0,01% dari total kredit, potensinya pun relatif tidak ada," kata Haryono kepada kontan.co.id, Senin (5/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News