Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Selain nasabah, perusahaan asuransi komersial yang punya produk asuransi kesehatan juga masih bimbang dengan rencana bisnis mereka. Titik temu dalam pembahasan koordinasi manfaat dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan praktis akan jadi penentu.
Julian Noor, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) bilang beberapa bulan ke depan akan menjadi momen krusial bagi industri. Apa pun keputusan dari pembahasan ini nantinya, akan menjadi pijakan strategi perusahaan asuransi dalam lini bisnis asuransi kesehatan.
Bila akhirnya skema Coordination of Benefit (CoB) ini berhasil disepakati oleh pihak-pihak yang terkait, dia bilang industri asuransi tinggal menyiapkan produk pelengkap dari program BPJS Kesehatan. "Ini akan menguntungkan bagi perusahaan yang keuangannya tidak terlalu besar," katanya.
Namun bila akhirnya skema CoB tetap mandek, maka ceruk dari permintaan pelayanan asuransi yang selama ini dilayani asuransi swasta bisa dimanfaatkan. Meski implikasinya mereka harus mengeluarkan biaya lebih karena membayar premi ganda.
Opsi lainnya adalah perusahaan asuransi menyiapkan produk asuransi kesehatan kelas premium. Produk ini bisa dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menanggung karyawan di level manajemen namun tak sanggup bila harus membayar double premi untuk keseluruhan karyawan.
Menurut Julian proses pembahasan skema CoB antara pihak-pihak yang terkait memang masih berjalan pelan. Baru sekitar 40 poin yang sudah disepakati, namun belum banyak kemajuan di bagian teknis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News