kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Antisipasi Serangan Siber, Sejumlah Perusahaan Multifinance Perkuat Sistem Keamanan


Minggu, 28 Mei 2023 / 17:47 WIB
Antisipasi Serangan Siber, Sejumlah Perusahaan Multifinance Perkuat Sistem Keamanan
ILUSTRASI. Sejumlah Perusahaan Multifinance Perkuat Sistem Keamanan Demi Antisipasi Serangan Siber.REUTERS/Kacper Pempel/Illustration/File Photo


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serangan siber makin marak terjadi dan baru-baru ini menyasar sektor multifinance. Serangan itu secara langsung dirasakan PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) dan menyebabkan gangguan layanan.

Terkait permasalahan itu, Direktur BFI Finance Sudjono sempat menerangkan gangguan tersebut karena adanya serangan siber.

"Kami menginformasikan pada 21 Mei 2023, perseroan telah mengalami serangan siber. Sebagai antisipasi, perseroan melakukan temporary switch off beberapa sistem utama yang menyebabkan terganggunya layanan konsumen dan sebagian kegiatan operasional perseroan," tulis dia dalam keterangan keterbukaan informasi, Rabu (24/5).

Sampai Minggu (28/5), Corporate Communication Head BFI Finance Dian Ariffahmi menyampaikan sistem dibuka secara bertahap untuk pelayanan tertentu, seperti pembayaran, pelunasan awal, dan pengambilan BPKB. 

Baca Juga: Terkena Serangan Siber, BFI Finance: Layanan Belum Dibuka Penuh bagi Seluruh Konsumen

"Saat ini, kami sudah dalam tahap mengembalikan operational system untuk normalisasi pelayanan dan kegiatan operasional. Layanan pembayaran angsuran konsumen mulai kembali pulih diikuti dengan layanan administratif lainnya," ucap dia kepada KONTAN.CO.ID.

Dian juga menegaskan belum ada indikasi kebocoran data-data dari serangan siber tersebut.

Demi mengantisipasi serangan siber ke depannya, Dian menjelaskan pihaknya menggunakan cyber security consultant untuk membantu menangani situasi yang terjadi. Selain itu, pihaknya juga berupaya mengalokasikan penambahan budget yang diperlukan untuk peningkatan dan pertahanan sistem. 

"Selanjutnya, Perusahaan akan melakukan evaluasi menyeluruh. Kami juga telah berkordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk pengamanan lebih lanjut," ujarnya.

Selain BFI Finance, ada sejumlah perusahaan multifinance yang berupaya meningkatkan sistem keamanan digital agar data-data penting bisa terlindungi. Salah satunya ada Mandala Finance.

Direktur Keuangan Mandala Finance Cristel Lasmana menyebut pihaknya secara konsisten memperbaharui dan meningkatkan sistem keamanan infomation technology (IT) untuk mengantisipasi serangan siber yang mungkin terjadi saat ini dan ke depannya.

"Selain itu, terus memperbaiki arsitektur dan infrastruktur perusahaan. Ditambah meningkatkan awareness seluruh karyawan akan keamanan informasi," kata dia.

Baca Juga: Multifinance Ikut Perkuat Keamanan Siber

Cristel membeberkan sebagai perusahaan yang peduli terhadap keamanan siber, pihaknya mengalokasikan anggaran khusus untuk mengantisipasi serangan siber. Hal itu bertujuan untuk memastikan bahwa sistem IT Mandala Finance memiliki lapisan keamanan yang kuat dan mampu menghadapi berbagai potensi ancaman serangan siber.

Dia pun meyakini bahwa keamanan siber merupakan investasi penting yang harus terus diperbaharui dan ditingkatkan secara berkala ke depannya. Dengan mengutamakan keamanan siber, 

Mandala Finance berkomitmen untuk terus melindungi data sensitif, menjaga kelangsungan bisnis, dan mempertahankan kepercayaan para pelanggan.

Senada dengan Mandala Finance, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) juga berupaya meningkatkan sistem keamanan digital demi mengantisipasi serangan siber.

Direktur Keuangan WOM Finance Cincin Lisa menyampaikan perusahaan terus melakukan pembaharuan IT dengan memanfaatkan teknologi terkini guna mengantisipasi serangan siber. 

"Di sisi lain, perusahaan terus mengimbau kepada seluruh konsumen agar tidak menginformasikan data pribadi yang bersifat rahasia untuk menghindari penyalahgunaan oleh pihak tidak bertanggung jawab," ungkapnya kepada KONTAN.CO.ID, Minggu (28/5).

Menurut Cincin, keamanan data serta kenyamanan konsumen merupakan komitmen perusahaan. Dengan demikian, mereka telah mempersiapkan anggaran yang cukup untuk terus melakukan pembaharuan infrastruktur IT guna mengantisipasi serangan siber dan menjamin keamanan data konsumen.

Hal yang sama juga dilakukan Mandiri Utama Finance (MUF) yang telah mengalokasikan anggaran khusus untuk belanja modal atau capital expenditure information technology (Capex IT) sebesar Rp 10 miliar pada 2023 guna memperkuat sistem keamanan digital perusahaan.

Direktur Utama MUF Stanley Setia Atmadja menerangkan anggaran itu digunakan untuk implementasi perangkat perlindungan sistem keamanan digital.

"Kami telah menganggarkan khusus sebesar Rp 10 miliar dari total Capex IT 2023 yang mendekati Rp 40 miliar," kata dia.

Baca Juga: Pembiayaan Otomotif Makin Kencang

Stanley juga menerangkan MUF telah melakukan sejumlah hal untuk mengantisipasi dan mencegah serangan siber. Salah satunya dengan membangun kesadaran akan pentingnya perlindungan perusahaan dari serangan siber. 

Adapun hal yang dilakukan menyangkut penetapan strategi pencegahan, pemulihan, business continuity plan (BCP), serta mengedukasi kepada seluruh stakeholder terkait, khususnya karyawan.

Selain itu, MUF juga berupaya memperkuat sistem keamanan sehingga mencapai level minimum yang diharapkan. Stanley menyebut MUF sebagai anak perusahaan Bank Mandiri (Persero) Tbk mendapatkan supervisi dan koordinasi dengan induk perusahaan untuk bersama-sama mencapai standar minimum yang ditetapkan.

Hal itu mencakup implementasi perangkat perlindungan baik hardware dan software, kebijakan pengaturan, hingga pembatasan akses dan sistem operasional. 

Sementara itu, guna mengantisipasi serangan siber, Clipan Finance bekerja sama dengan vendor-vendor security system untuk memperkuat keamanan digital. Direktur Utama Clipan Finance 

Harjanto Tjitohardjojo mengakui perusahaannya pernah mengalami percobaan serangan siber, tetapi bisa cepat diantisipasi dengan baik dengan bantuan vendor.

"Terdeteksi di sistem security. Jadi, bisa dimatikan serangan siber tersebut. Dengan demikian, Sistem layanan CFI masih berjalan baik," ungkapnya.

Baca Juga: OJK Catat Penyaluran Piutang Pembiayaan Multifinance Capai Rp 186 T per Maret 2023

Harjanto pun menjelaskan tentang sistem keamanan perusahaannya agar terhindar dari serangan siber. Dia menyebut saat ini Clipan telah meng-install salah satu firewall terbaik, fortinet, serta trend micro di setiap PC atau laptop.

"So far cukup kuat (keamanan). Pada 2023, kami berencana untuk memperkuat end point security system dengan top rated security system dan saat ini msaih dalam tahap proses penetration test," terangnya.

Selain itu, dia mengutarakan Clipan juga telah mendapatkan sertifikat ISO 27001 sehingga perhatian terhadap information security management system sudah lebih baik. Data Recovery Center Clipan diklaim selalu standby sehingga back up cukup terjaga.

Adapun Clipan Finance telah mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure information technology (Capex IT) sebesar Rp 32 miliar pada 2023 demi memperkuat keamanan digital. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×