Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat suku bunga acuan Bank Indonesia turun, sejumlah nasabah kredit pemilikan rumah (KPR) malah mendapat kabar yang tak mengenakan. Cicilan KPR mereka malah naik. Benarkah bunga KPR bank naik?
Ineke menjadi salah satu debitur KPR yang cicilannya naik. Ia adalah nasabah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) atau BNI Griya. Dalam pesan singkat yang diterimanya pada 30 Juli 2019 oleh BNI, Ia mendapatkan pengumuman bahwa terhitung Juli 2019 suku bunga BNI Griya naik menjadi 14% pa efektif.
Baca Juga: Kantongi izin Aperd dari OJK, Raiz Invest bidik 40.000 pengguna milenial tahun ini
Sehari setelah ramai cuitan di sosial media, BNI kembali datang menginfokan penyesuaian suku bunga BNI Griya baru akan efektif pada akhir bulan Agustus 2019.
Melihat kabar itu, Ineke sempat mengajukan keberatan kenaikan bunga lewat surat elektronik (surel) sebanyak dua kali ke BNI. Sayang, tidak ada respon dari pihak bank.
Ketiga kali mengirim, Ia mendapatkan respon per tanggal 2 Agustus 2019 bahwa permohonannya telah diteruskan ke unit processing. Jika keputusan diterima, maka nasabah bakal mendapat pemberitahuan lebih lanjut.
Kini, Pegawai Swasta di Jakarta itu hanya bisa menunggu. Ineke menjalankan KPR sejak 2012 silam dengan bunga 8,49% dengan cicilan Rp 3 juta sebulan. Sempat naik menjadi 13,5% pada 2015, karyawati swasta ini harus membayar KPR Rp 5 juta saban bulan, meski sempat mendapatkan keringanan bunga 11,75% di 2017-2018 karena pengajuan surat permohonan penurunan bunga kala itu dikabulkan BNI.
Baca Juga: Mengurai gagal bayar Duniatex Group
Jika saat ini bunga KPR naik lagi ke 14% pa, artinya Ineke harus merogoh kocek lebih dalam. "Kenaikan cicilan KPR dari Rp 3 juta menjadi Rp 5 juta itu saja sudah memberatkan sekali. Kalau naik lagi mau bayar pakai apa?" keluhnya.
Ineke berharap BNI bisa memilah nasabah rajin bayar KPR dengan yang tidak. Dia juga mempertanyakan kenapa BNI tidak mengikuti tren suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang menurun.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Retail Banking BNI Tambok P. Setyawati tak banyak berkomentar. Pihaknya tidak membenarkan maupun menyangkal perihal keluhan salah satu nasabahnya tersebut.
Namun, nasabah BNI Griya bisa saja merasakan angin segar dalam waktu dekat. Pasalnya, bank tertua di Tanah Air tersebut bakal melakukan penyesuaian suku bunga dalam waktu dekat.
“Kami juga sedang melakukan review untuk penyesuaian suku bunga kredit konsumer bagi debitur,” singkatnya kepada Kontan.co.id, Jumat (9/8).
Baca Juga: Defisit transaksi berjalan membesar, ini empat faktor penyebabnya menurut Indef
Tak hanya BNI saja yang dikeluhkan nasabahnya perihal kenaikan bunga KPR, sang penguasa pasar kredit perumahan yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga mendapatkan kritik serupa dari nasabah setianya.
Salah satunya Issa yang bercuit di twitter lantaran tagihan KPR per Agustus 2019 naik menjadi Rp 1,96 juta per bulan. Issa merupakan debitur KPR BTN sejak akhir 2014 dengan bunga fix 11,5% di tahun pertama atau sebesar Rp 1,7 juta setiap bulan.
Menurut pengakuannya, bunga yang ditawarkan BTN cukup murah di kala BI Rate sedang tinggi yaitu menyentuh 7,75%.
Baca Juga: BI memproyeksikan defisit transaksi berjalan hingga akhir tahun 2,8% dari PDB
Selepas tahun pertama, Issa menyebutkan bunga floating relatif stabil sebesar 13,5% dan bertahan hingga Juli 2019 dengan cicilan Rp 1,93 juta per bulannya.
“Baru bulan ini naik, setelah (bunga) tidak berubah dari akhir 2015. Tidak ada pemberitahuan pula, padahal waktu dari fix rate ke floating ada,” terang Issa saat dihubungi Kontan.co.id.
Ia pun tengah meminta konfirmasi ke pihak bank, perihal kenaikan cicilan tersebut. Hal ini menjadi anomali, lantaran BI baru saja menurunkan bunga acuan per awal Juli 2019 sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%.
Bukan Cuma Issa, salah seorang nasabah KPR BTN yang enggan disebutkan namanya juga mengalami nasib serupa. Menurutnya, bunga KPR BTN yang diangsurnya telah naik dari 11% per April 2019 menjadi 13% di bulan Juni 2019, lalu kembali naik di bulan Juli 2019 menjadi 13,25%.
Baca Juga: Ini penyebab defisit transaksi berjalan melebar di kuartal kedua
Menurutnya, kenaikan tersebut sangat cepat dan tidak sesuai dengan tren bunga acuan.
Budi Satria, Direktur Konsumer BTN saat dikonfirmasi menyangkal hal tersebut. Menurutnya, sepanjang tahun 2019 ini pihaknya baru menaikkan bunga KPR sebesar 0,25%, tepatnya sebelum bank sentral mengumumkan penurunan bunga acuan.
Lanjut BTN, kenaikan tersebut pun menurutnya lebih disebabkan oleh tingkat biaya dana (cost of fund/CoF) perseroan yang sempat naik di paruh pertama.
Per Agustus 2019 ini, Budi memastikan pihaknya akan mengkaji ulang kebijakannya tersebut lewat rapat Alco (Asset and Liability Committee). “Setelah suku bunga BI turun, tentu akan kita review kembali,” tuturnya.
Baca Juga: Mitra Pinasthika Mustika Finance terbitkan MTN Rp 300 miliar untuk modal kerja
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News