Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Menanggapi hal tersebut, Direktur Retail Banking BNI Tambok P. Setyawati tak banyak berkomentar. Pihaknya tidak membenarkan maupun menyangkal perihal keluhan salah satu nasabahnya tersebut.
Namun, nasabah BNI Griya bisa saja merasakan angin segar dalam waktu dekat. Pasalnya, bank tertua di Tanah Air tersebut bakal melakukan penyesuaian suku bunga dalam waktu dekat.
“Kami juga sedang melakukan review untuk penyesuaian suku bunga kredit konsumer bagi debitur,” singkatnya kepada Kontan.co.id, Jumat (9/8).
Baca Juga: Defisit transaksi berjalan membesar, ini empat faktor penyebabnya menurut Indef
Tak hanya BNI saja yang dikeluhkan nasabahnya perihal kenaikan bunga KPR, sang penguasa pasar kredit perumahan yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga mendapatkan kritik serupa dari nasabah setianya.
Salah satunya Issa yang bercuit di twitter lantaran tagihan KPR per Agustus 2019 naik menjadi Rp 1,96 juta per bulan. Issa merupakan debitur KPR BTN sejak akhir 2014 dengan bunga fix 11,5% di tahun pertama atau sebesar Rp 1,7 juta setiap bulan.
Menurut pengakuannya, bunga yang ditawarkan BTN cukup murah di kala BI Rate sedang tinggi yaitu menyentuh 7,75%.
Baca Juga: BI memproyeksikan defisit transaksi berjalan hingga akhir tahun 2,8% dari PDB
Selepas tahun pertama, Issa menyebutkan bunga floating relatif stabil sebesar 13,5% dan bertahan hingga Juli 2019 dengan cicilan Rp 1,93 juta per bulannya.
“Baru bulan ini naik, setelah (bunga) tidak berubah dari akhir 2015. Tidak ada pemberitahuan pula, padahal waktu dari fix rate ke floating ada,” terang Issa saat dihubungi Kontan.co.id.
Ia pun tengah meminta konfirmasi ke pihak bank, perihal kenaikan cicilan tersebut. Hal ini menjadi anomali, lantaran BI baru saja menurunkan bunga acuan per awal Juli 2019 sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%.