Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengaku tidak mengalami pengetatan likuiditas. Bank ini mengklaim mampu menjaga rasio pinjaman terhadap simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) di posisi 72%-73%.
“Kami menjaga LDR di tingkat itu. Kalau ketentuan Bank Indonesia (BI) 78%,” terang Direktur Konsumer BCA, Henry Koenafi, di Signature Restaurant, Hotel Kempinsky, Senin, (15/7) malam.
Rasio tersebut naik dibanding posisi kuartal I 2013. Per Maret lalu, LDR BCA tercatat 71,1%, yang juga naik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yakni 68,6%. Sementara itu, BI menentukan, posisi LDR yang ideal adalah 78% sampai 100%.
Setelah bank sentral menaikkan Fasbi rate 25 basis poin di bulan Mei, BCA mengerek suku bunga pendanaannya dari 3,75% menjadi 5,5%. Meski begitu, Henry mengaku bahwa dampaknya akan terlihat dalam 3-4 bulan ke depan.
Selain memberi bunga tinggi, BCA mengandalkan pelayanan sistem pembayaran yang baik untuk menjaring dana nasabah. Bank ini memang dikenal sebagai bank yang memiliki Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang banyak dan tersebar, mobile banking, serta internet banking yang sudah matang.
Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja bilang, likuiditas industri perbankan saat ini terlihat kian mengetat. Ini terlihat dari membuat cadangan perbankan di Bank Indonesia (BI) merosot dari Rp 400 triliun menjadi Rp 200 triliun.
Ia bilang, selain Dana Pihak Ketiga (DPK), BCA mengandalkan term deposit di BI untuk instrumen pendanaannya. Term deposit yang pihaknya taruh BI mencapai Rp 50 triliun. “Itu kan untuk pencadangan kredit yang belum diambil. Undisbursed loan kami lumayan. Dananya diperlukan untuk kami tarik,” sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News