kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.663.000   13.000   0,79%
  • USD/IDR 16.290   59,00   0,36%
  • IDX 7.024   -49,23   -0,70%
  • KOMPAS100 1.030   -6,74   -0,65%
  • LQ45 801   -8,54   -1,05%
  • ISSI 212   0,00   0,00%
  • IDX30 415   -6,10   -1,45%
  • IDXHIDIV20 501   -4,74   -0,94%
  • IDX80 116   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 121   -0,50   -0,41%
  • IDXQ30 137   -1,60   -1,16%

APPI Berharap Tambahan Likuiditas dari BI ke Perbankan Bisa Atasi Masalah Pendanaan


Rabu, 05 Februari 2025 / 20:39 WIB
APPI Berharap Tambahan Likuiditas dari BI ke Perbankan Bisa Atasi Masalah Pendanaan
ILUSTRASI. Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) baru-baru ini menyatakan perbankan di Indonesia telah mendapat tambahan likuiditas sebesar Rp 295 triliun per Januari 2025. Adapun bank swasta mendapatkan guyuran dana lebih besar. 

Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) berharap likuiditas yang digelontorkan BI ke perbankan bisa mengatasi masalah likuiditas ketat perbankan, sehingga bisa mendorong kinerja perusahaan pembiayaan. Pasalnya, Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengatakan pendanaan yang didapat perusahaan pembiayaan selama ini juga ada yang berasal dari perbankan. Dia bilang likuiditas ketat perbankan juga menjadi tantangan bagi perusahaan pembiayaan sampai saat ini.

"Sekarang, likuiditas perbankan ketat. Kami juga darahnya (dananya) dari bank. Dengan BI membantu menggelontorkan likuiditas ke perbankan mungkin ada sesuatu yang bisa diharapkan kami," ungkapnya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (4/2).

Baca Juga: APPI Proyeksikan Piutang Pembiayaan Industri Multifinance Tumbuh 7%-8% pada 2025

Sementara itu, Suwandi juga berharap agar likuiditas ketat perbankan tak berlangsung lama. Dengan demikian, pendanaan tak akan sulit didapatkan multifinance ke depannya.

Dia bilang apabila perbankan dalam waktu tertentu belum mau menyalurkan dana ke perusahaan kecil dan malah memilih perusahaan besar, tentu akan sulit juga bagi industri multifinance untuk bertumbuh. 

Oleh karena itu, dia mengatakan multifinance sampai saat ini masih mencari cara sedemikian rupa untuk mengatasi permasalahan tersebut.

"Kami juga berjaga era likuiditas ketat itu. Kami (industri) harus bisa meneliti dan melihat situasi," tuturnya.

Baca Juga: APPI Sebut Likuiditas Ketat Perbankan Jadi Tantangan bagi Pendanaan Multifinance

Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pendanaan yang diterima oleh perusahaan pembiayaan atau multifinance per November 2024 mencapai Rp 379,76 triliun. Nilai itu meningkat sebesar 8,91%, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun sumber pendanaan didominasi oleh pinjaman dari bank dalam negeri sebesar Rp 244,82 triliun. Nilai itu mencakup 64,47% dari total pendanaan yang diterima perusahaan pembiayaan per November 2024.

Baca Juga: Ini Respon APPI Terkait Laba Industri Multifinance yang Menyusut

Selanjutnya: Cek Rekomendasi Teknikal Saham EMTK, INDF, dan RALS untuk Perdagangan Kamis (6/2)

Menarik Dibaca: Cara Pengajuan KUR BRI 2025 dan Syarat Memperolehnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×