kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.585.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.375   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.188   33,48   0,47%
  • KOMPAS100 1.064   7,20   0,68%
  • LQ45 838   5,70   0,68%
  • ISSI 214   0,47   0,22%
  • IDX30 432   3,38   0,79%
  • IDXHIDIV20 513   1,69   0,33%
  • IDX80 122   0,80   0,66%
  • IDXV30 124   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 141   0,39   0,28%

APPI Sebut Likuiditas Ketat Perbankan Jadi Tantangan bagi Pendanaan Multifinance


Senin, 20 Januari 2025 / 09:43 WIB
APPI Sebut Likuiditas Ketat Perbankan Jadi Tantangan bagi Pendanaan Multifinance
ILUSTRASI. CKONTAN/Baihaki/19/10/2020. APPI menilai penurunan bunga BI itu tak serta-merta akan langsung berefek signifikan bagi pendanaan perusahaan pembiayaan atau multifinance.?


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) baru saja mengumumkan suku bunga acuan atau BI Rate turun sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. Mengenai hal itu, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menilai penurunan bunga BI itu tak serta-merta akan langsung berefek signifikan bagi pendanaan perusahaan pembiayaan atau multifinance.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno memperkirakan multifinance masih akan dihadapkan berbagai tantangan yang akan menghambat pendanaan. Salah satunya terkait likuiditas ketat yang masih menerpa perbankan.

"Dengan likuiditas yang ketat, kami juga sudah harus bersiap diri," ujarnya kepada Kontan, Jumat (17/1).

Lebih lanjut, Suwandi bilang apabila perbankan dalam waktu tertentu belum mau menyalurkan dana ke perusahaan kecil dan malah memilih perusahaan besar, tentu akan sulit juga bagi industri multifinance untuk bertumbuh. Oleh karena itu, dia mengatakan multifinance harus mencari cara sedemikian rupa mengatasi permasalahan tersebut.

Baca Juga: Sejumlah Multifinance Sambut Positif Adanya Pemberian Insentif Opsen Pajak Kendaraan

"Intinya, kami juga berjaga era likuiditas ketat itu. Kami (industri) harus bisa meneliti dan melihat situasi," tuturnya.

Suwandi berharap agar masalah liabilitas ketat perbankan tak berlangsung lama. Dengan demikian, pendanaan tak akan sulit didapatkan multifinance ke depannya.

Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pendanaan yang diterima oleh perusahaan pembiayaan atau multifinance per November 2024 mencapai Rp 379,76 triliun. Nilai itu meningkat sebesar 8,91%, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun sumber pendanaan didominasi oleh pinjaman dari bank dalam negeri sebesar Rp 244,82 triliun. Nilai itu mencakup 64,47% dari total pendanaan yang diterima perusahaan pembiayaan per November 2024. 

Baca Juga: Tak Penuhi Ketentuan Ekuitas Minimum, OJK Cabut Izin Usaha PT Sarana Riau Ventura

Selanjutnya: Ini Rincian Rangkaian Acara Pelantikan Donald Trump

Menarik Dibaca: IHSG Melanjutkan Penguatan Senin Pagi (20/1), Saham RATU Disuspen dan CBDK Masuk UMA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×