Reporter: Mona Tobing | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pembiayaan multifinance sepanjang kuartal satu tahun ini diproyeksi masih lesu. Kendati, proyek infrastruktur di sejumlah daerah telah berjalan. Namun, sentimen tersebut tidak cukup mengangkat pembiayaan multifinance.
Efrinal Sinaga, Sekertaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengatakan, butuh waktu untuk mengembalikan daya beli konsumen yang sempat turun pada tahun 2015.
Selain itu, saat ini agen tunggal pemegang merk (ATPM) juga belum banyak yang merilis produk otomotif terbaru. Plus, bunga kredit multifinance juga belum turun.
Maka, wajar jika awal tahun penyaluran pembiayaan multifinance belum terangkat. "Proyek infrastruktur memang telah berjalan di sejumlah daerah. Namun, itu saja tidak cukup untuk mengangkat pembiayaan. Bunga kredit seharusnya bisa menjadi pengerak daya beli kendaraan," terang Efrinal pada Senin (7/3).
Atas kondisi tersebut, kuartal satu pembiayaan multifinance diperkirakan bakal sama dengan pencapaian tahun 2015. Kalaupun tumbuh secara year on year (yoy) kuartal satu tidak lebih dari 5%.
Efrinal memprediksi pembiayaan baru akan terangkat setelah kuartal satu. Hal ini sejalan dengan penurunan bunga kredit yang dilakukan bank dan diikuti oleh multifinance.
Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) yang dirilis Bank Indonesia (BI) mencatat total pembiayaan multifinance hingga Januari 2015 mencapai Rp 365,15 triliun turun 0,54% dibandingkan Januari 2014 sebesar Rp 367,35 triliun.
Sebagai informasi, pada Maret 2015 lalu pembiayaan multifinance mencapai Rp 369,8 triliun. Jika diproyeksi tumbuh 5%, maka pada Maret 2016 pembiayaan multifinance berkisar antara Rp 388,29 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
