Reporter: Agustinus Respati | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pembiayaan tunai dinilai masih prospektif. Bahkan, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) melihat potensi pembiayaan tunai cukup besar dan permintaannya cukup tinggi.
"Kalau dulu kita harus transfer ke tujuan transaksinya, kalau sekarang langsung ke nasabahnya, jadi lebih cepat," ujar Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiranto, Selasa (13/8).
Baca Juga: BCA Finance: Pembiayaan tunai masih masuk skema multiguna
Sebelum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan izin pembiayaan tunai, multifinance perlu mengirim pembiayaan ke tujuan penggunaannya. Ketika nasabah mengajukan pembayaran sekolah, maka dari multifinance langsung kirim ke sekolah, misalnya.
Setelah keluar peraturan baru, multifinance sebenarnya diuntungkan. Suwandi menjelaskan pembiayaan tunai akan menyederhanakan proses administrasi yang rumit.
Sebabnya, biaya yang disalurkan kini langsung dan sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Baca Juga: Mandiri Tunas Finance belum berencana melakukan pembiayaan tunai
Dengan demikian, multifinance seharusnya mampu menggenjot pembiayaan tunainya. Pasalnya, dia menilai bahwa multifinance seharusnya bisa menggali nasabah yang ada di perusahaannya masing-masing.
"Kami ada database besar, jadi bisa lihat siapa yang pembayarannya bagus dan nasabah yang baik," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News