kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.278.000   -12.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.695   42,00   0,25%
  • IDX 8.275   111,21   1,36%
  • KOMPAS100 1.154   17,76   1,56%
  • LQ45 844   12,45   1,50%
  • ISSI 286   3,78   1,34%
  • IDX30 443   6,51   1,49%
  • IDXHIDIV20 512   8,80   1,75%
  • IDX80 130   2,06   1,61%
  • IDXV30 137   1,09   0,80%
  • IDXQ30 141   2,17   1,57%

APPI Sebut Pertumbuhan Pembiayaan Alat Berat Masih Terbatas Tahun Ini


Senin, 15 September 2025 / 13:45 WIB
APPI Sebut Pertumbuhan Pembiayaan Alat Berat Masih Terbatas Tahun Ini
ILUSTRASI. Aktivitas bisnis pertambangan PT PP Presisi Tbk (PPRE).


Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mencatat pembiayaan alat berat masih tumbuh pada 2025, namun laju pertumbuhannya relatif terbatas. 

Ketua Umum APPI, Suwandi Wiratno, menyebut pembiayaan alat berat tahun ini sejalan dengan pembiayaan investasi yang hanya naik sekitar 6%-7% secara tahunan.

"Pembiayaan alat berat memang tetap tumbuh, tetapi tumbuhnya tidak besar, masih di bawah dua digit," ujar Suwandi kepada Kontan, Senin (15/9/2025).

Baca Juga: Pembiayaan Alat Berat Multifinance Meningkat Menjadi Rp 47,61 Triliun pada Mei 2025

Menurutnya, sektor alat berat erat kaitannya dengan aktivitas investasi, terutama di sektor tambang, perkebunan, konstruksi, dan kehutanan. Namun, harga komoditas seperti batubara yang turun dalam beberapa waktu terakhir membuat pelaku usaha lebih berhati-hati dalam melakukan pembelian atau investasi alat berat baru.

"Walaupun harga batubara sekarang cukup stabil, pengusaha masih cenderung berhati-hati untuk menambah investasi. Kontraktor pun demikian," jelasnya.

Baca Juga: Piutang Pembiayaan Alat Berat BFI Finance (BFIN) Tumbuh 13,9% per Juni 2025

Ia juga menyoroti bahwa meskipun data produksi alat berat nasional menunjukkan kenaikan, sebagian besar alat berat di Indonesia masih berasal dari impor. Dengan demikian, peningkatan produksi belum sepenuhnya mencerminkan kenaikan permintaan pembiayaan.

Suwandi menyebut pembelian alat berat umumnya dilakukan jika memang diperlukan untuk mengganti unit yang sudah tua atau tidak produktif. 

“Di sisi lain, persaingan antar-pelaku industri juga semakin ketat dengan hadirnya pemain baru, termasuk produsen alat berat dari China,” tuturnya.

Baca Juga: Pertumbuhan Pembiayaan Alat Berat Diproyeksi Tak Capai Dua Digit Tahun Ini

Selanjutnya: Penarikan Utang Luar Negeri Pemerintah Tumbuh Melambat, Ini Penyebabnya

Menarik Dibaca: Monero Pimpin Jajaran Kripto Top Gainers 24 Jam Terakhir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×