Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan ini beredar kabar adanya bencana alam gempa megathrust yang akan menerpa Indonesia. Hal itu juga marak diperingatkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Adapun gempa megathrust memiliki dampak risiko hingga kerugian masyarakat, seperti gedung hingga rumah bisa saja rusak parah.
PT Asuransi Asei Indonesia menyebut, ancaman megathrust memang telah menjadi perhatian serius. Kepala Divisi Klaim & Subrogasi Asei Indonesia Eko Sulistyo Raharjo tak memungkiri adanya kabar itu juga berimbas pada peningkatan minat terhadap asuransi properti, terutama dengan perluasan gempa bumi, meskipun kenaikannya belum terlalu signifikan.
"Kami mengamati adanya peningkatan kesadaran di wilayah-wilayah yang diprediksi terdampak, tetapi masih ada ruang untuk meningkatkan penetrasi asuransi di segmen tersebut," katanya kepada Kontan, Senin (26/8).
Lebih lanjut, Eko mengatakan Asei terus melakukan edukasi baik secara langsung maupun bekerja sama dengan lembaga kegempaan dan Pools Asuransi Gempa Nasional untuk mensosialisasikan titik tertentu yang memiliki potensi gempa megathrust. Selain itu, pihaknya terus mencermati riset-riset dari lembaga yang ada terkait situasi tersebut.
Baca Juga: Ditopang Sektor Bisnis, Asei Catat Pertumbuhan Premi Asuransi Properti hingga 90%
"Kami juga berkomitmen untuk menyediakan solusi proteksi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, termasuk memperkuat layanan klaim dan mitigasi risiko untuk potensi-potensi gempa megathrust tersebut," tuturnya.
Sementara itu, Eko menyebut Asei mencatatkan kinerja positif terkait pendapatan premi asuransi properti hingga Juli 2024. Dia mengatakan total pendapatan premi asuransi properti perusahaan mencapai Rp 14,8 miliar hingga Juli 2024.
"Nilai itu mengalami pertumbuhan sebesar 90%, jika dibandingkan periode yang sama pada 2023," ucapnya.
Eko menerangkan peningkatan itu terutama didorong oleh meningkatnya beberapa saluran distribusi yang diterapkan Asei, misalnya memperbesar kerja sama dengan broker, memperkuat keagenan, dan crossing dengan produk lainnya.
Eko menambahkan peningkatan premi yang diterima Asei kebanyakan dari sektor manufaktur atau bisnis, bukan dari sektor kredit perumahan. Dia bilang hanya sebagian kecil saja porsi asuransi rumah dari perbankan tertentu yang bekerja sama dengan Asei.
Dia menyebut salah satu penyebab utama proporsi rumah tanpa kredit yang menggunakan asuransi properti masih relatif kecil karena masih rendahnya kesadaran di kalangan masyarakat mengenai pentingnya asuransi properti dan rendahnya literasi asuransi terhadap risiko kebakaran.
"Kebanyakan kredit perumahan berada di lingkungan perumahan bukan berarti hal itu aman dari risiko kebakaran," ungkapnya.
Meskipun demikian, Eko mengatakan Asei melalui cabang-cabang terus melakukan edukasi secara mandiri maupun melalui perbankan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat bahwa risiko terhadap properti tetap ada, baik rumah tersebut masih kredit maupun tidak. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News