Sumber: Antara | Editor: Adi Wikanto
PEKALONGAN. Aset gabungan konvensional dan syariah yang dimiliki Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa) Pekalongan, Jawa Tengah, hingga akhir 2016 mencapai sekitar Rp 7 triliun. Pengurus menargetkan aset itu bisa meningkat menjadi Rp 8 triliun pada tahun depan.
"Kendati kondisi ekonomi sepanjang 2016 relatif tidak terlalu bagus namun pertumbuhan Kospin Jasa mampu meningkatkan aset sekitar Rp7 triliun," kata Ketua Kospin Jasa Andi Arslan Djunaid usai acara Rapat Anggota Tahunanan (RAT) Ke-43 Kospin Jasa di Pekalongan, Sabtu.
Pada 2017, Kospin Jasa merencanakan pelatihan sumber daya manusia (SDM) yang lebih intensif di pusat pendidikan latihan (pusdiklat) bahkan jika perlu di luar negeri.
"Pelatihan ini sebagai upaya meningkatkan kemampuan SDM agar semakin tangguh sehingga bisa bersaing dengan perbankan. Hal ini juga untuk mendorong pencapaian aset Rp 8 triliun pada tahun depan," katanya.
Selain itu, kata dia, Kospin Jasa juga akan meluncurkan produk khusus berupa Pinjaman Mekar yang akan menyasar pada pedagang tradisional.
Ia mengatakan Kospin Jasa berusaha menciptakan produk layanan yang diprakasai para anggotanya dan siap membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan perekonomian rakyat.
Keberhasilan Kospin Jasa menjadi koperasi terbesar dan tersebar di Indonesia, kata dia, juga tidak terlepas dari budaya 4M, yaitu "Mau", "Mampu", "Maju", dan "Malu".
"Semua pengurus dan karyawan harus memiliki kemauan dan kemampuan untuk berkembang dan meningkatkan SDM guna kemajuan Kospin Jasa. Tidak akan bisa maju sebuah perusahaan jika manajemen tidak punya semangat untuk berkembang mengikuti perkembangan zaman," katanya.
Terkait dengan masalah Kredit Usaha Rakyat (KUR), Andi mengatakan bahwa KUR secara uji sistem sudah dilakukan oleh Kospin. "Hanya saja, kita masih ada kendala tentang perizinan dari Bank Indonesia. Saat ini, kami masih menunggu sertifikasinya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News