kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.290   50,00   0,31%
  • IDX 7.257   75,31   1,05%
  • KOMPAS100 1.072   13,85   1,31%
  • LQ45 846   11,73   1,41%
  • ISSI 216   3,00   1,41%
  • IDX30 435   5,37   1,25%
  • IDXHIDIV20 520   7,40   1,44%
  • IDX80 122   1,62   1,34%
  • IDXV30 124   0,62   0,50%
  • IDXQ30 143   2,07   1,47%

Asmuadji: Jangan demi Mandiri, BTN dikorbankan


Minggu, 20 April 2014 / 13:56 WIB
Asmuadji: Jangan demi Mandiri, BTN dikorbankan
ILUSTRASI. Seseorang minum susu


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Mantan Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) periode 1988-1994 Asmuadji menyayangkan sikap pemerintah yang berencana mengakuisisi bank tersebut lewat Bank Mandiri. Menurutnya, tidak seharusnya BTN dikorbankan hanya demi ambisi Bank Mandiri. Ia menilai, kalau Bank Mandiri ingin menjadi lebih besar maka lakukanlah dengan cara yang wajar.

"Pemerintah berniat membesarkan satu bank dengan cara mencaplok bank yang lain. Kalau mereka (Bank Mandiri) ingin menjadi lebih besar, jangan mengutak-atik BTN. Pakainya dengan cara yang alami dan secara wajar," kata Asmuadji dalam aksi unjuk rasa bersama ribuan karyawan BTN, di Menara BTN, Jakarta, Minggu (20/4) pagi.

Asmuadji menegaskan bahwa BTN adalah bank yang sangat eksis menyukseskan program-program pemerintah, terutama yang terkait penyediaan rumah bagi rakyat kecil dan menengah. Karena itu, tidak adil bila kemudian BTN dikorbankan.

"Kalau mau akuisisi, sebaiknya pemerintah mengakuisisi bank swasta, bukan dengan mengakuisis sesama bank negara," ujar pria yang merupakan penggagas program Kredit Perumahan Rakyat (KPR) itu.

Karena itu, Asmuadji meminta agar Menteri BUMN Dahlan Iskan membatalkan rencana tersebut. Menurutnya, para karyawan BTN tidak rela membiarkan akusisi tersebut.

"Dikira Dahlan Iskan kita mau tunduk? Tidak! Karena itu, akuisisi ini harus kita lawan. Karena ini akan merugikan rakyat dan merugikan kita semua," tegasnya.

Dalam aksi unjuk rasa yang dipusatkan di halaman kantor mereka tersebut, para demonstran mengenakan pakaian hitam-hitam. Mereka membawa sejumlah spanduk yang bertuliskan penolakan terhadap rencana akuisisi tersebut, diantaranya "Akuisisi = Kapitalis = Penjajah", "Save BTN", dan "Akuisisi adalah Neo-Liberalisme".

Selain itu, para demonstran juga membawa sebuah pocong yang bertuliskan "Kubur Akuisisi", yang dipasangi foto Menteri BUMN Dahlan Iskan. Mereka juga membawa gambar-gambar Dahlan yang diberi tulisan "Go To Hell".

Tak hanya Dahlan, Direktur Utama BTN Maryono juga turut menjadi sasaran kemarahan para karyawan.

Selain para karyawan, aksi tersebut dihadiri oleh sejumlah petinggi BTN, baik yang berasal dari kantor pusat maupun dari daerah, seperti dari Makassar, Semarang, Pekalongan, dan Yogyakarta. Turut hadir pula mantan Menteri BUMN era Presiden Abdurrahman Wahid, Rizal Ramli. Aksi berlangsung sekitar 2,5 jam. Dimulai pukul 09.00 WIB, dan berakhir pukul 11.30 WIB. ( Alsadad Rudi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×