Reporter: Nina Dwiantika, RR Putri Werdiningsih, Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Wajah Budi Gunadi Sadikin sumringah. Bos Bank Mandiri ini selangkah lagi mewujudkan mimpi membawa Mandiri menjadi salah satu perbankan yang patut diperhitungkan di kancah ASEAN. Kamis (17/4), pemerintah melalui Kementrian BUMN, merestui ambisi Mandiri mengakuisisi Bank Tabungan Negara (BTN).
"BTN akan menjadi anak perusahaan Mandiri. BTN tidak dilebur, tapi diperkuat. Kita tempuh semua proses," tandas Dahlan Iskan, Menteri BUMN. Pernyataan Dahlan seakan membuka jalan lebar bagi Mandiri. "Kami akan menindaklanjuti keputusan pemegang saham untuk melakukan konsolidasi," tegas Budi Gunadi, Direktur Utama Bank Mandiri.
Alasan pemerintah merestui Mandiri mencaplok BTN adalah mewujudkan mimpi pemerintah untuk memiliki bank berskala ASEAN. "Jika memiliki BTN, Mandiri langsung mengalahkan bank terbesar Malaysia," ujar Dahlan.Bagaimana peluang Mandiri di kancah ASEAN? Selama ini, perbankan Singapura dan Malaysia menguasai peta perbankan ASEAN.
Mengutip Bloomberg, aset Mandiri sebesar Rp 733,09 triliun atau setara US$ 60,23 miliar per akhir tahun 2013. Sedangkan aset BTN mencapai US$ 10,77 miliar. Dus, perkawinan keduanya bakal membentuk aset sebesar US$ 71 miliar. Jumlah ini masih jauh di bawah penguasa perbankan ASEAN, DBS Group Holding.
Perbankan milik pemerintah Singapura ini memiliki aset sebesar US$ 318,44 miliar. Di posisi kedua, OCBC memiliki aset US$ 268,09 miliar. Selanjutnya, UOB Group beraset US$ 225,14 miliar. Peringkat keempat dan kelima ditempati oleh Malayan Banking (Maybank) dan CIMB Group dengan aset masing-masing US$ 170,78 miliar dan US$ 113,03 miliar.
Sebelum masuk posisi lima besar, Mandiri harus melampaui asetPublic Bank Bhd yang sebesar US$ 93,16 miliar dan Bangkok Bank US$ 79,37 miliar. Selain tampil di ASEN, pemerintah ingin sinergi Mandiri dan BTN bisa saling membawa berkah. Menurut Dahlan, Mandiri bisa membantu pendanaan BTN.
Sebaliknya, BTN bakal memiliki kapasitas lebih untuk memenuhi kebutuhan perumahan di dalam negeri. Stephan Hasjim, Analis Indo Premier Securities, menilai, Mandiri akan membebaskan BTN dari kesulitan likuiditas. Sebaliknya, kredit ritel Mandiri mendapat berkah portofolio kredit pemilikan rumah (KPR) BTN. "Secara fundamental, Mandiri lebih diuntungkan dengan akuisisi ini," tulis Stephan dalam risetnya.
Selengkapnya di Harian KONTAN 19 April 2014 halaman 1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News