kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.080   96,25   1,38%
  • KOMPAS100 1.059   19,08   1,83%
  • LQ45 833   16,07   1,97%
  • ISSI 214   1,68   0,79%
  • IDX30 425   9,10   2,19%
  • IDXHIDIV20 511   9,34   1,86%
  • IDX80 121   2,21   1,86%
  • IDXV30 125   1,01   0,82%
  • IDXQ30 142   2,63   1,89%

Asuransi BUMN kuasai 40% pasar


Rabu, 23 Mei 2018 / 10:25 WIB
Asuransi BUMN kuasai 40% pasar
ILUSTRASI. Asuransi Jasindo


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembentukan holding asuransi badan usaha milik negara (BUMN) diharapkan rampung pada semester II. Dari sisi konsep, induk sektor asuransi diproyeksikan memiliki pangsa pasar alias market share sebesar 40%.

Direktur Operasi Ritel PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) Sahata L. Tobing menjelaskan, proses pembentukan holding asuransi BUMN saat ini masih dalam tahap persiapan sebelum resmi beroperasi. Jasindo akan menjadi salah satu bagian dari holding asuransi BUMN.

Sahata mengatakan, dengan adanya holding kekuatan dari sisi permodalan, bisnis, pemasaran maupun saluran distribusi akan semakin kuat. Sehingga bukan hanya mendapat kepercayaan dari mitra lokal tapi juga internasional.

"Dari sisi konsep, size market share bisa 40%. Dengan begitu kami semakin kuat," kata Sahata. Menurut dia, pembentukan induk usaha asuransi ini membuat perusahaan semakin efisien.

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) pun menilai pembentukan induk usaha asuransi BUMN ini tidak mengganggu bisnis perusahaan yang tidak masuk dalam holding.

Direktur Eksekutif AAUI Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe mengatakan, ada banyak bisnis lain yang dapat dikembangkan. "Masing-masing pelaku punya spesialis bisnisnya sendiri. Saya tidak khawatir karena pasarnya juga tidak head to head dengan asuransi BUMN," kata dia, Senin (21/5).

Menurut Dody, ada yang beranggapan holding asuransi BUMN ini akan memonopoli. Tapi ia yakin, setelah resmi berjalan tidak demikian. Meski belakangan ada kekhawatiran ada penentuan tarif dari holding asuransi BUMN sehingga merusak tarif di pasar.

"Semua tetap berdasarkan data statistik kalau bicara soal risiko. Kalau seperti demikian, nanti dampaknya di hasil underwriting," ujar Dody.

Ia menilai, pendirian holding bisa mempermudah kontrol bisnis perusahaan asuransi milik pemerintah. Bahkan holding asuransi bakal meningkatkan penetrasi bisnis asuransi umum.

Komisaris PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia Dobias Iskandar pun yakin, bisnis perusahaannya tidak akan terpengaruh. Sebab bisnis Cakrawala Proteksi sangat berbeda dengan bisnis asuransi BUMN. "Malah bagus karena mereka gabung retensi makin kuat, sehingga bisa jadi reasuransi juga," kata dia.
Umi Kulsum

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×