kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Asuransi Jiwa Terus Mengejar Target Lisensi Agen


Selasa, 29 Juni 2010 / 08:45 WIB
Asuransi Jiwa Terus Mengejar Target Lisensi Agen


Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Test Test

JAKARTA. Perusahaan asuransi jiwa terus berupaya memenuhi persyaratan lisensi bagi agen pemasaran mereka. Apalagi, tenggat waktu yang dipatok regulator, yakni akhir Juni 2010 hampir terlewati.

Tak heran, asuransi-asuransi jiwa ini melakukan berbagai cara untuk mempercepat proses sertifikasi agen. Tengok saja PT BNI Life yang menyelenggarkan tes pendahuluan alias preliminary test (pretest) bagi agennya sebelum mengikuti ujian lisensi dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI).

"Kami perlu memberikan pretest untuk menekan angka ketidaklulusan," ujar Direktur Utama BNI Life Lilies Handayani, Senin (28/6).

Pretest terutama dilakukan untuk agen yang sulit lulus, seperti agen yang berasal dari ibu rumah tangga. Dengan meminimalkan ketidaklulusan, BNI Life juga menghemat biaya. "Biaya ujiannya tidak murah. Per agen sebesar Rp 350.000. Kalau 1.000 agen saja, sudah memakan biaya Rp 350 juta," papar Lilies.

Sayang, Lilies enggan menyebut jumlah agennya yang belum terlisensi. Saat ini mereka memiliki 4.000 agen. "Yang jelas masih banyak yang belum. Kalau akhir Juni tidak boleh jualan, berat juga bagi perusahaan," tuturnya.

Menurut Lilies, kemungkinan dampak ada sebagian agen tidak boleh berjualan tidak akan besar ke premi. Tapi kondisi itu berpotensi menghambat pertumbuhan premi.

Hambatan geografis

Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 (AJB Bumiputera) juga was-was kalau agennya belum semua berlisensi penuh di akhir Juni ini. Apalagi jumlah agen mereka sangat banyak dan mayoritas tersebar di pelosok-pelosok tanah air. Catatan saja, AJB Bumiputera punya sekitar 29.000 agen dan hanya 35%-mua yang beroperasi di kota besar. Selebihnya di pelosok seperti Timika, Sorong, Mamuju, Tenggarong, dan Nias.

Kepala Departemen Keagenan AJB Bumiputera Carry Puturay mengatakan hingga saat ini agen AJB Bumiputera yang berlisensi mencapai 64% dari total agen. "Sesuai action plan kami, sampai September 2010 diharapkan seluruh agen sudah berlisensi," ujarnya.

Untuk agen di pelosok, AJB Bumiputera melakukan ujian irreguler. "Meski biaya tinggi dan ada hambatan geografis, kami terus mengupayakan agan lama untuk mendapat lisensi," terangnya. Soalnya, lanjut dia, agen baru harus sudah berlisensi.

PT Asuransi Jiwasraya juga mengaku kesulitan mengikutisertakan agennya ujian lisensi. Soalnya 60% agen beroperasi di pelosok, seperti Jayapura dan Merauke. Saat ini jumlah agen perusahaan sebanyak 4.500 agen.

"Yang belum mengantongi lisensi sekitar 50% dari total agen.Makanya, kami minta ke AAJI agar bisa menyelenggarakan ujian lisensi di daerah" ujar Direktur Utama Jiwasraya Hendrisman.

Sebelumnya AAJI pernah bilang mereka memperoleh komitmen dari perusahaan soal lisensi ini. Yakni melarang agen tanpa lisensi berbisnis, menahan komisi agen sebelum mengantongi lisensi, dan memberikan waktu bagi agen hingga Juni untuk memiliki lisensi. Jika nekat tidak berlisensi penuh, mereka akan dicoret dari daftar keagenan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×