kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asuransi kredit tak mengenal musim paceklik


Senin, 22 Desember 2014 / 10:25 WIB
Asuransi kredit tak mengenal musim paceklik
ILUSTRASI. Persiapan menonton konser di luar negeri mulai dari tembeli tiket dengan capat hinda menyiapkan budget untuk marchandise. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Bisnis asuransi kredit tampaknya tidak mengenal kata paceklik. Sembilan bulan pertama 2014, premi asuransi kredit naik 64,38% ketimbang periode sama tahun lalu atau secara year on year (yoy).

Per September 2013, setoran premi asuransi kredit hanya Rp 1,46 triliun. Setahun kemudian, premi asuransi kredit tembus Rp 2,4 triliun.

Fauzie Darwis, Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) melihat, geliat bisnis asuransi kredit masih berlanjut hingga tahun depan.  Pertimbangannya, permintaan kredit pembiayaan ekspansi akan naik seiring dengan stabilnya politik dalam negeri. 

Fauzie memprediksikan, premi asuransi kredit tahun 2015 bisa melonjak 50% dibandingkan dengan tahun ini. "Prospek asuransi kredit masih sangat besar," ujar Fauzie.  Namun, Fauzie belum berani mengeluarkan nilai premi yang diperoleh asuransi kredit pada akhir tahun ini.

Antonius Chandra, Direktur Utama PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), membenarkan bahwa bisnis asuransi kredit menunjukkan tren meningkat. Hingga akhir tahun ini, Askrindo menargetkan  perolehan premi Rp 2,2 triliun. Pada tahun depan, Askrindo mengincar perolehan premi melompat menjadi Rp 3 triliun. Sampai November lalu, Askrindo sudah mencatatkan premi Rp 2 triliun.

Proyeksi peningkatan permintaan asuransi kredit ini menjadi bekal Askrindo  lebih optimistis membidik laba. Tahun ini, Askrindo berharap meraih laba Rp 770 miliar. Tahun depan, Askrindo mengincar laba Rp 1 triliun. 

Persaingan ketat

Potensi besar di bisnis asuransi kredit ini ibarat gula-gula yang menarik perusahaan asuransi lain menjajal bisnis ini. Sektor bisnis asuransi kredit non-Kredit Usaha Rakyat (KUR), utamanya yang dilirik para pendatang baru. 

Persaingan di bisnis ini berpeluang dengan kehadiran para pemain baru. Imbasnya, "Premi asuransi kredit komersial bisa lebih rendah dibanding KUR karena ditentukan mekanisme pasar," ujar Antonius. 

Toh, Askrindo mengaku tak gentar menghadapi persaingan. Perusahaan ini akan lebih gencar memperluas pasar supaya tidak kalah saing.

Ai Sobaryadi, Direktur Utama PT Asuransi Bangun Askrida, menyatakan akan menawarkan produk yang digemari pasar untuk menghadapi persaingan. Ia yakin bisnis asuransi kredit pada tahun depan makin kinclong. 

Askrida membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 20% pada tahun depan. Tahun ini  Askrida diperkirakan meraih premi Rp 2,8 triliun.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×