kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asuransi rekayasa tumbuh 19,45% per September 2019


Rabu, 20 November 2019 / 21:11 WIB
Asuransi rekayasa tumbuh 19,45% per September 2019
ILUSTRASI. Pekerja konstruksi beraktivitas di proyek pembangunan gedung perkantoran Jakarta.


Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat, premi asuransi rekayasa pada per September 2019 sebesar Rp 1,85 triliun. Pendapatan premi tersebut tumbuh dari jumlahnya di periode yang sama tahun lalu yakni Rp 1,49 triliun.

Dengan pencapaian tersebut, artinya lini bisnis ini tumbuh sebesar 19,45% secara year on year (yoy). Direktur Eksekutif AAUI, Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe menjelaskan, asuransi rekayasa (engineering insurance) memiliki potensi pertumbuhan bisnis hingga akhir tahun ini.

Baca Juga: Ditopang penyaluran KUR, asuransi kredit bakal tumbuh di tahun ini

"Proyek infrastruktur cukup banyak untuk periode kedepan. Hingga akhir tahun peningkatan pertumbuhan asuransi rekayasa masih akan terjadi, karena beberapa proyek infrastruktur masih terjadwal," kata Dody kepada Kontan.co.id, Selasa (19/11).

Proyek pemerintah maupun swasta sama-sama berkontribusi atas permintaan asuransi rekayasa sebesar 50% atas pertumbuhan ini.

Untuk meningkatkan premi lini bisnis ini, menurut Dody, bukan hanya polis-polis asuransi engineering seperti Contractors’ All Risks (CAR), Erection All Risks (EAR), Machinery Breakdown (MB), Loss of Profit following Machinery Breakdown (LOP MB), Electronic Equipment Insurance (EEI), & Civil Engineering Completed Risks (CECR), yang menjadi fokus utamanya.

Untuk itu perusahaan asuransi harus dapat memberikan Informasi kebutuhan asuransi kepada pemilik proyek maupun pemilik objek pertanggungan setelah proyek selesai dikerjakan.

Baca Juga: Asuransi umum menanti kepastian aturan insurtech

"Selain itu, penanganan proses klaim baik juga akan berdampak bagus terhadap repetisi permintaan asuransi," jelas Dody.

Merujuk pada data industri tercatat lini asuransi rekayasa memang salah satu yang turut mengalami pertumbuhan, seiring dengan banyaknya proyek - proyek strategis milik pemerintah maupun swasta yang pastinya membutuhkan dukungan optimal dari sektor asuransi.

Dody mengharapkan pertumbuhan minimal 14% sebagaimana estimasi pertumbuhan total premi asuransi umum.

PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) juga mengalami pertumbuhan yang signifikan untuk perolehan premi asuransi rekayasa per 30 September 2019 (TW III) yaitu sebesar Rp 349,82 miliar atau naik 38% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 252,99 miliar.

Baca Juga: AAUI minta penerapan insurtech bisa paperless

Presiden Direktur Tugu Insurance Indra Baruna mengatakan, Lini asuransi ini telah berkontribusi sebesar 7,1% dari total perolehan premi bruto konsolidasian perusahaan yaitu sebesar Rp 4,93 triliun.

"Implementasi proyek pembangunan infrastruktur di tanah air, kiranya telah menjadi salah satu faktor pendukung utama atas pertumbuhan lini asuransi rekayasa," kata Indra Baruna kepada Kontan.co.id.

Indra Baruna mengatakan, salah satu tantangan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan maupun proyeksi produksi premi di lini asuransi ini adalah apabila terdapat penundaan atas operasional proyek - proyek yang bersifat strategis.

Baca Juga: Industri asuransi usulkan asuransi bencana jadi asuransi wajib

Adapun hingga akhir 2019, perusahaan optimistis akan masih memperoleh pertumbuhan produksi premi untuk lini produk ini.

Presiden Direktur PT Asuransi Wahana Tata (Aswata) Christian W. Wanandi mengatakan, memang ada peningkatan premi asuransi rekayasa per September 2019.

Aswata mencatatkan premi asuransi rekayasa sebesar Rp 74 miliar atau meningkat 17% bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Baca Juga: Premi lini bisnis asuransi rangka kapal melemah di kuartal III 2019

"pertumbuhan ini karena adanya pengaruh proyek infrastruktur dari pemerintah sebesar 70%, sedangkan swasta sebesar 30%,"kata Christian Wanandi kepada Kontan.co.id.

Pencapaian tersebut menurut Christian Wanandi telah melebihi target perusahaan di sektor asuransi rekayasa sebesar Rp 70 miliar. Meski demikian, pihaknya khawatir di kuartal IV ini banyak proyek pemerintah maupun swasta yang di-pending awal tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×