Reporter: Feri Kristianto |
JAKARTA. Putar otak dan atur strategi, inilah yang dilakukan pelaku asuransi umum, setelah pemberlakuan aturan uang muka kredit kendaran bermotor. Soalnya, selama ini asuransi juga mengandalkan bisnis kendaraan bermotor untuk mendongkrak premi.Seperti di Asuransi Bintang terpaksa membanting setir ke produk lain, termasuk mengandalkan bisnis syariah.
Zafar Dinesh Idham, Presiden Direktur Asuransi Bintang menjelaskan, awalnya Asuransi Bintang berencana menjadikan lini bisnis asuransi kendaraan bermotor pasca menyusutnya kontribusi asuransi properti. "Namun, asuransi kendaraan bermotor pasti tertekan karena aturan uang muka atau down payment (DP)," jelas Zafar, usai rapat umum pemegang saham, Kamis (21/6).
Reniwati Darmakusumah, Direktur Pemasaran dan Penjualan Asuransi Bintang, menambahkan asuransi syariah relatif aman. Asuransi kendaraan bermotor pada unit bisnis inipun bisa digenjot.
Selain itu, manajemen juga fokus membidik bisnis di asuransi varia dan marine cargo. Menurut Reni, agar proporsional, kontribusi kendaraan bermotor, properti dan marine cargo dipatok masing-masing 30% dari total premi. Namun, premi asuransi kendaraan bermotor di unit syariah lebih besar lagi.
Untuk mencapai target, semester depan akan menambah kerjasama dengan satu perusahaan pembiayaan. Saat ini Bintang menggandeng beberapa multifinance, seperti KITA Finance, Astra Multi Finance.
Catatan saja, Asuransi Bintang mengantongi premi Rp 62,12 miliar sepanjang Januari-April 2012, tumbuh 10,31% dari periode sama tahun lalu. Kontribusi asuransi kendaraan bermotor 32%, properti 28%, engineering 13%, varia 10%, sisanya asuransi aneka. Dari pendapatan premi, bisnis syariah berkontribusi Rp 36,12 miliar, tumbuh 341%. Manajemen yakin, kontribusi syariah bakal meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News