Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah beberapa aduan unitlink makin marak di beberapa waktu belakangan, OJK pun mengeluarkan aturan-aturan baru terkait produk tersebut. Perkumpulan Agen Asuransi Indonesia (PAAI) pun melihat masih ada beberapa poin penting yang seharusnya masuk dalam aturan baru tersebut.
Founder PAAI Wong Sandy Surya pun mengatakan bahwa selama ini pihaknya belum pernah diajak untuk berdiskusi terkait aturan baru tersebut. Harapannya, jika diajak berdiskusi, agen asuransi tidak menjadi pihak yang selalu disalahkan dalam produk unitlink.
Sandy pun bilang ada beberapa poin yang seharusnya diwajibkan dalam aturan unitlink. Pertama, perlu adanya keseragaman terkait mekanisme freelook yang memungkinkan pemegang polis untuk membatalkan polisnya jika dirasa tidak cocok. “PAAI belum yakin apakah semua perusahaan asuransi melakukan mekanisme freelook ,” ujar Sandy.
Selanjutnya, ia juga berharap asumsi cuti premi di ilustrasi dihilangkan. Menurutnya, perlu ditekankan bahwa produk unitlink perlu dibayar seumur hidup.
Baca Juga: LAPS SJK Anjurkan Penyelesaian Sengketa Lewat Langkah-Langkah Perlindungan Konsumen
Bukan tanpa alasan, ia mengungkapkan asumsi cuti premi tersebut terkadang disalahgunakan oleh para agen nakal. Menurutnya, beberapa agen nakal terkadang menjual ke calon pemegang polis dengan mengatakan hanya cukup membayar dalam kurun waktu tertentu.
“Agen nakal ini biasanya melintir asumsi cuti premi ini dengan misal bilang bayarnya cukup 10 tahun aja tanpa perlu bayar lagi. Itu kan ga sesuai sebenarnya, karena kalau cadangan nilai tunainya tidak mencukupi, pemegang polis haru bayar lagi,” imbuh Sandy.
Selanjutnya, Sandy pun mendukung jika ada rencana dari OJK untuk mengatur saham-saham apa saja yang boleh ditempatkan dalam investasi di produk unitlink ini. Harapannya, ada kewajiban laporan per bulan dari perusahaan ke OJK untuk memberikan informasi penempatan aset investasinya.
“Hal ini untuk mencegah kongkalikong seperti kasus Jiwasraya, invest di saham yang busuk,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News