kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.093.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.430   24,00   0,15%
  • IDX 7.937   83,06   1,06%
  • KOMPAS100 1.111   9,35   0,85%
  • LQ45 809   4,06   0,50%
  • ISSI 272   3,87   1,45%
  • IDX30 420   2,48   0,59%
  • IDXHIDIV20 486   1,71   0,35%
  • IDX80 123   0,86   0,71%
  • IDXV30 133   -0,09   -0,07%
  • IDXQ30 136   1,05   0,78%

AUM Makin Diminati, Perbankan Terus Menggenjot Bisnis Wealth Management


Senin, 15 September 2025 / 18:39 WIB
AUM Makin Diminati, Perbankan Terus Menggenjot Bisnis Wealth Management
ILUSTRASI. Petugas melayani nasabah pada kantor cabang Mandiri Prioritas di Jakarta, Jumat (13/5/2022). Bank Mandiri mencatat jumlah nasabah wealth management tumbuh sebesar 4,6% secara tahunan atau mencapai sekitar 55.000 nasabah pada Februari 2022. Adapun asset under management (AUM) nasabah prioritas tersebut tumbuh sebesar 16,7% secara tahunan. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Layanan pengelolaan kekayaan atau bisnis wealth management pada perbankan dinilai terus bertumbuh dan berkelanjutan.

Sebut saja PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyampaikan jika bisnis wealth management mereka terus tumbuh positif. Ini terlihat dari pertumbuhan pendapatan non bunga (fee based income) mencapai double digit hingga semester-I 2025.

“Di wealth management kan kami kalau menjual bond (obligasi), reksadana, asuransi, kami mendapatkan fee based income. Dan itu pertumbuhannya bagus sekali,” kata Direktur BCA Haryanto T. Budiman beberapa waktu lalu, Rabu (10/9/2025).

Dia kemudian membeberkan bahwa produk investasi asset under management (AUM) yang paling menjadi favorit nasabah BCA hingga saat ini adalah bond, khususnya government bond (obligasi pemerintah).

“Tetap bond. Nasabah kami itu sangat loyal dengan government bond, mereka sangat suka. Suka beli INDON, beli FR, beli sukuk ritel, ya you name it. Jadi setiap kali ada lelang, IPO, market share kami termasuk yang paling tinggi,” jelasnya.

Selain itu, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, total nasabah BCA Solitaire dan Prioritas tumbuh dan kini sudah lebih dari 200.000 per Juli 2025. BCA juga mencermati ada pertumbuhan AUM nasabah Solitaire dan Prioritas sekitar 10% secara tahunan (YoY). 

Baca Juga: Bisnis Wealth Management Tumbuh, AUM BCA Didominasi Government Bonds

Ada pula PT Bank HSBC Indonesia menyampaikan bahwa selama tiga tahun terakhir hingga akhir tahun 2024, AUM tumbuh sampai sekitar 100%. Ini menandakan bahwa nasabah yang berminat untuk berinvestasi di wealth management makin meningkat.

“Jadi kalau dari dana kelolaan gitu atau AUM dari wealth management kita in the past 3 years, saya selalu pakai sampai akhir 2024, tiga tahun terakhir itu AUM kita tumbuh 100%. Jadi minat dari nasabah untuk investasi di wealth management itu sangat tinggi,” kata Head of Networks Sales and Distribution, HSBC Indonesia, Sumirat Gandapraja.

Lebih lanjut, dia juga menjelaskan ada pertumbuhan pada jumlah nasabah di segmen affluent mereka. Nasabah di segmen HSBC Premier dicatat tumbuh 72% dalam tiga tahun terakhir. Kemudian nasabah HSBC segmen ultra-high net worth (UHNW) tumbuh 79% selama tiga tahun terakhir.

“Nah, nasabah-nasabah yang affluent di segmen kita Premier tumbuh dalam 3 tahun terakhir itu 72%. Dan nasabah-nasabah kita ada segmen berikutnya, itu ultra high net worth tumbuh 79%,” lanjutnya.

Tak ketinggalan, PT Bank DBS Indonesia juga turut mengalami pertumbuhan di lini bisnis ini. Head of Liabilities, Segmentation & Mortgage, Consumer Banking Group Bank DBS Indonesia Natalina Syabana bilang bahwa perkembangan jumlah nasabah HNW atau yang disebut Treasures Private Client (TPC) terus menunjukkan tren pertumbuhan positif.

Baca Juga: Dana Kelolaan (AUM) BRI-MI Tembus Rp 42,8 Triliun per Agustus 2025

“Hingga saat ini, kami mencatat peningkatan jumlah nasabah HNW (High Net Worth) dibandingkan tahun lalu, yakni sebesar 7%,” jelasnya.

Pertumbuhan ini disokong oleh berbagai faktor, mulai dari kepercayaan nasabah atas reputasi Bank DBS Indonesia, lalu solusi wealth management yang holistik dan berbasis advisory, serta inovasi digital yang memudahkan layanan finansial kepada nasabah.

Kemudian Natalina membeberkan bahwa saat ini penempatan dana nasabah TPC mayoritas pada produk fixed income seperti obligasi pemerintah dalam berbagai mata uang. Ke depan, Bank DBS Indonesia menarget dana kelolaan bisa terus tumbuh sehat.

“Target dana kelolaan wealth management DBS Indonesia difokuskan pada pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan, sejalan dengan peningkatan jumlah nasabah TPC dan tingginya minat investasi,” pungkasnya.

Baca Juga: AUM Reksadana Pendapatan Tetap Berpeluang Tembus Rp 200 Triliun pada Akhir 2025

Selanjutnya: Inggris Panggil Dubes Rusia soal Pelanggaran Wilayah Udara NATO

Menarik Dibaca: Turunkan Berat Badan Tanpa Diet Ekstrem, Ini Tips Sehatnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×