Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bisnis wealth management di PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dinilai terus tumbuh positif. Ini terlihat dari pertumbuhan pendapatan non bunga (fee based income) mencapai double digit hingga semester-I 2025.
Direktur BCA Haryanto T. Budiman menyampaikan bahwa pendapatan non bunga yang disumbang dari bisnis wealth management ini dicatat tumbuh 20% secara tahunan (YoY) di semester-I 2025.
“Di wealth management kan kami kalau menjual bond (obligasi), reksadana, asuransi, kami mendapatkan fee based income. Dan itu pertumbuhannya bagus sekali,” kata Haryanto di agenda pers konferens BCA Wealth Summit 2025, Rabu (10/9/2025).
Baca Juga: Jika BI Rate Terus Dipangkas, BCA Berpeluang Sesuaikan Suku Bunga Pinjaman Korporasi
Dia kemudian membeberkan bahwa produk investasi asset under management (AUM) yang paling menjadi favorit nasabah BCA hingga saat ini adalah bond, khususnya government bond (obligasi pemerintah).
“Tetap bond. Nasabah kami itu sangat loyal dengan government bond, mereka sangat suka. Suka beli INDON, beli FR, beli sukuk ritel, ya you name it. Jadi setiap kali ada lelang, IPO, market share kami termasuk yang paling tinggi,” jelasnya.
Pertumbuhan positif pada bisnis wealth management ini, kata Haryanto, didorong oleh beberapa faktor. Pertama yakni jumlah nasabah membership BCA yang terus meningkat, nasabah prioritas juga terus meningkat. Selain itu, banyak masyarakat yang mulai sadar akan pentingnya investasi.
Baca Juga: Harga Saham BCA Sudah Tembus Rp 7.525, Begini Prospeknya ke Depan
Dia memproyeksi hingga semester-II 2025, bisnis wealth management BCA akan terus bertumbuh baik dan senantiasa dapat terus menyokong pendapatan nonbunga bank.
“Kenaikan fee based income (dari bisnis) wealth management kami itu benar-benar bagus, dan kami sangat senang. Mudah-mudahan akan terus berlanjut hingga semester-II,” pungkasnya.
Untuk diketahui, secara keseluruhan pendapatan nonbunga/fee based income BCA naik 10,6% YoY menjadi Rp 13,7 triliun. Pertumbuhan ini ditopang pendapatan fee dan komisi yang naik 9,5% YoY menjadi Rp 9,9 triliun sepanjang semester I 2025.
Selanjutnya: Serangan Israel di Qatar Gagal Bunuh Pemimpin Hamas, Target Berikutnya?
Menarik Dibaca: 10 Kebiasaan Makan yang Menambah Berat Badan, Pejuang Diet Harus Tahu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News