Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
"Perusahaan asuransi, termasuk juga reasuransi sebagai reasuradur, perlu melakukan diskusi komprehensif dengan tertanggung atau kreditur agar prinsip manajemen risiko dapat diterapkan dengan baik dalam proses pemberian kredit," tambahnya.
Dody menuturkan, pihak reasuradur juga sebaiknya mendapatkan akses terhadap data untuk memantau profil risiko. Dengan demikian, tertanggung dan penanggung akan memiliki risk appetite yang sama untuk menjaga profil risiko yang baik.
Presiden Direktur Simas Insurtech Teguh Aria Djana memiliki pandangan lain. Menurutnya, klaim asuransi kredit memiliki tren yang melandai seiring dengan restrukturisasi dan bisnis baru yang lebih ketat.
"Yang pasti masih acceptable. Dibanding yoy tahun lalu ada penurunan klaim sekitar 10%. Kami banyak cover asuransi kredit untuk UKM dan mengurangi banyak untuk porsi kredit konsumtif," ujar Teguh.
Asuransi kredit memang masih memiliki kontribusi terbesar meski tak disebutkan persentasenya. Kondisi likuiditas industri juga disebut Teguh masih aman untuk penuhi kewajiban nasabah. Menurutnya, penyaluran dana lebih banyak ke sektor UKM/produktif jadi ke depannya diharapkan akan lebih baik terlebih covid-19 sudah mulai terkendali terlepas ada varian-varian baru.
"Dalam menjaga rasio Klaim kami akan fokus ke penyaluran kredit di sektor produktif," kata Teguh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News