Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Johana K.
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) lakukan literasi keuangan kepada para guru mata pelajaran ekonomi se-Surakarta. Kegiatan ini merupakan program berkesinambungan yang dilakukan oleh AXA Mandiri sebagai bentuk apresiasi terhadap peran dan perjuangan para guru yang menjadi kunci kemajuan bangsa ini pun turut dilengkapi dengan penyerahan asuransi kesehatan kepada beberapa orang guru.
Director of Operations AXA Mandiri, Ni Nyoman Trisnasari bilang melalui kegiatan literasi keuangan ini pihaknya ingin berperan lebih besar dalam menyebarluaskan manfaat mengelola keuangan dengan baik, termasuk memiliki asuransi guna memiliki masa depan yang lebih baik.
Ni Nyoman menjelaskan, bahwa para guru merupakan aset strategis karena perannya sebagai pendidik, sehingga edukasi kepada para guru mata pelajaran ekonomi dinilai sebagai langkah yang tepat dalam upaya mempercepat pemahaman masyarakat terhadap literasi keuangan yang saat ini masih rendah. Karena itu, setelah kegiatan ini para guru diharapkan dapat menyebarluaskan materi edukasi asuransi kepada para peserta didiknya, sehingga sedari muda, mereka dapat memiliki pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan yang mumpuni.
“AXA Mandiri terus melakukan inisiatif agar masyarakat semakin melek asuransi, sehingga mereka bisa mengambil keputusan yang lebih baik dalam kehidupannya. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berasuransi adalah indikasi bahwa pemahaman masyarakat terhadap literasi keuangan semakin membaik,” kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (16/11).
Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2016, tingkat literasi utilitas asuransi di Indonesia baru menyentuh angka 11,81%. Artinya, dari 100 penduduk Indonesia, baru 11 orang yang memiliki polis asuransi.
Sementara itu, sebagai salah satu pusat perdagangan di Jawa Tengah, Surakarta memiliki potensi perekonomian yang sangat tinggi. Dengan jumlah populasi mencapai sekitar 562.269 jiwa, Bank Indonesia Surakarta memperkirakan ekonomi Surakarta pada 2017 akan tumbuh 5,3% - 5,9%. Sementara pada 2016 ekonomi Surakarta tumbuh 5,39%, lebih tinggi daripada nasional sebesar 5,02%.
Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut juga diikuti tingkat risiko kesehatan masyarakat di kota Surakarta yang memiliki tren meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS) Surakarta mencatat pada tahun 2017 ini laju inflasi di sektor kesehatan merupakan yang tertinggi, yaitu 7,26%. Sementara inflasi per Oktober 2017 secara year to date 2,75%.
“Tingkat inflasi tersebut mencerminkan biaya kesehatan di Surakarta cenderung meningkat. Dengan memiliki literasi keuangan yang baik terutama asuransi, kita harapkan masyarakat Surakarta dapat mengelola risiko kesehatannya, sehingga kondisi ekonomi mereka tetap baik dan tidak terganggu,” ujar Ni Nyoman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News