Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan penguatan 2,65% dalam sepekan terakhir hingga Jumat (11/7). Namun sinyal positif ini masih belum membuat Dana Pensiun BCA mengalihkan portofolio investasinya ke saham. Tidak semua pelaku institusi langsung agresif merespons tren tersebut.
Baca Juga: Dapen BCA Catatkan Total Investasi Sebesar Rp 5,96 Triliun per Juni 2025
Direktur Utama Dana Pensiun BCA, Budi Sutrisno menyampaikan bahwa pihaknya masih akan berhati-hati dalam menambah eksposur investasi di pasar saham.
“Kami mencermati bahwa tren penguatan IHSG dalam sepekan terakhir memang memberikan sinyal positif terhadap pulihnya minat pasar. Namun, keputusan untuk menambah porsi investasi saham tidak serta-merta dilakukan hanya berdasarkan pergerakan jangka pendek,” ujar Budi kepada Kontan, Jumat (11/7).
Menurutnya, keputusan investasi tetap mengacu pada pertimbangan jangka panjang seperti arah kebijakan suku bunga, kondisi makroekonomi, dan prospek sektor riil.
Meski demikian, ia tak menutup kemungkinan untuk kembali menyesuaikan alokasi saham jika tren penguatan pasar didukung oleh perbaikan fundamental ekonomi.
Baca Juga: Dana Pensiun BCA Bidik Hasil Investasi hingga 7,2% pada 2025
Budi menilai prospek pasar saham pada paruh kedua tahun ini relatif lebih positif. Ekspektasi pelonggaran suku bunga lanjutan oleh Bank Indonesia serta stabilitas nilai tukar rupiah menjadi katalis utama.
“Valuasi pasar saat ini juga masih berada di level relatif menarik yang membuka peluang bagi investor institusi untuk melakukan akumulasi secara selektif. Namun demikian, kami tetap mewaspadai ketidakpastian global seperti dinamika tarif perdagangan dan potensi eskalasi geopolitik,” tuturnya.
Asal tahu saja, per Juni 2025, Dapen BCA mencatatkan pertumbuhan investasi sekitar 2,58% menjadi Rp 5,96 triliun. Adapun penempatan investasi terbesar berada di instrumen SBN sebanyak 37,68% dari total investasi. Pertumbuhan investasi itu didorong optimalisasi penempatan dana pada instrumen yang lebih stabil, seperti Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), serta adanya kenaikan pada portofolio penempatan langsung.
Selanjutnya: Isuzu Optimistis GIIAS Bantu Dongkrak Penjualan Mobil Tahun Ini
Menarik Dibaca: Permintaan Magang Tinggi, BINUS-ASO Sering Kehabisan Mahasiswa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News