Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Jumlah pengguna internet yang tinggi, yakni mencapai 58 juta orang membuat PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) melirik pemasaran produk asuransi lewat dunia maya. Walhasil, perusahaan asuransi patungan antara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan AXA Group tersebut memutuskan melego produknya secara online.
Handayani, Director of Alternative Channel AXA Mandiri mengatakan, pihaknya meluncurkan inovasi untuk memenuhi kebutuhan informasi dan proteksi melalui kanal www.axa-mandiri.co.id/belionline. “Ini merupakan pemasaran digital atau e-commerce dari kanal distribusi alternatif,” ujarnya, Rabu (15/10).
Situs beli online ini, sambung Handayani, merupakan bukti nyata transformasi digital AXA Mandiri yang sesuai dengan tuntutan jaman. Tidak hanya itu, kanal ini menjadi solusi atas kebutuhan asuransi jiwa masyarakat dengan mobilitas tinggi. “Kanal ini dapat diakses di mana dan kapan saja bagi mereka yang ingin membeli produk asuransi jiwa,” terang dia.
Melalui situs beli online AXA Mandiri, calon nasabah dapat memutuskan produk dan solusi asuransi yang mereka butuhkan secara cepat dan memperoleh polis elektronik pada hari yang sama ketika melakukan transaksi. Adapun, sistem pembayaran yang digunakan menggunakan 3D untuk menjamin keamanan transaksi.
Sebagai tahap awal, Axa Mandiri menawarkan Asuransi Mandiri Secure Plan, yakni produk asuransi jiwa dengan perlindungan dasar. Produk ini baru bisa dibeli oleh nasabah kartu kredit Bank Mandiri. “Produk asuransi jiwa berjangka dengan premi terjangkau ini memberikan perlindungan selama 10 tahun dengan hanya membayar premi 5 tahun dan pengembalian premi sampai 110% apabila tidak terjadi klaim,” imbuh Handayani.
Sejalan dengan hasil riset Global Web Index 2014, pengguna internet di Indonesia menempati urutan ke-tujuh di dunia atau meningkat 430% dalam lima tahun terakhir. Selain itu, data lainnya menyebut, pasar belanja online di Indonesia menghasilkan USD 8 miliar pada tahun lalu. Jumlah itu diprediksi meningkat 30% atau setara USD 25 miliar pada tahun 2016 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News