kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

80% Guaranteed Fund akan ada untuk premi tunggal


Kamis, 10 April 2014 / 15:06 WIB
80% Guaranteed Fund akan ada untuk premi tunggal
ILUSTRASI. Bendera NATO.


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Usai menyasar segmen nasabah dengan premi berkala, AXA Indonesia dan AXA Mandiri juga menyiapkan rencana penempatan dana di instrumen investasi 80% Guaranteed Fund untuk nasabah dengan premi tunggal. Unitlink premi tunggal ini lebih dikenal mengutamakan investasi ketimbang proteksi.

Emmanuel Wehry, Direktur Pemasaran AXA Indonesia bilang, pihaknya mempertimbangkan untuk menawarkan 80% Guaranteed Fund dalam produk unitlink premi tunggal. “Ya, ke depan, bisa saja sebagai salah satu pilihan investasi,” ujarnya ditemui KONTAN, Kamis (10/4).

Pasalnya, sejak diluncurkan tiga pekan lalu, 80% Guaranteed Fund langsung diburu nasabah unitlink premi berkala yang notabene lebih mengedepankan proteksi ketimbang investasi. Sekitar 20% - 30% dana kelolaan unitlink malah sudah terparkir di keranjang investasi ini.

Di AXA Mandiri sendiri, penempatan dana di 80% Guaranteed Fund dijual melalui produk bertajuk Asuransi Mandiri Sejahtera Mapan. Sementara di AXA Indonesia dipasarkan lewat produk Maxi Guaranteed Fund. AXA Mandiri memasarkan produknya lewat jalur distribusi bancassurance atawa kerja sama dengan perbankan, sedangkan AXA Indonesia menggunakan kanal keagenan.

Dana kelolaan nasabah di dua produk tersebut ditaruh di dua instrumen investasi, yakni ekuitas dan aset yang kurang berisiko. “Kemudian, menggunakan teknik penyeimbangan optimum harian. Setiap hari, dana akan direalokasikan antara equity dan aset yang kurang berisiko, bergantung kinerja masing-masing,” imbuh Wehry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×