kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank awasi NPL sektor komersial


Sabtu, 29 Juli 2017 / 12:15 WIB
Bank awasi NPL sektor komersial


Reporter: Galvan Yudistira, Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Kredit komersial turut menjadi beban bagi industri perbankan. Pasalnya, segmen kredit komersial mencatat rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) tinggi.

Itu sebabnya, Bank Central Asia (BCA) akan berusaha memangkas rasio NPL di kredit komersial. Bank milik Grup Djarum ini mencatat rasio NPL kredit komersial sebesar 2,2% per semester I-2017 atau naik dibandingkan posisi 2,1% di semester I-2016.

Direktur BCA Henry Koenaifi mengatakan, pihaknya akan selektif dalam menyalurkan kredit komersial untuk menurunkan kredit bermasalah. Selama ini beberapa sektor yang menyumbang NPL adalah dari industri sepatu, peternakan ayam, hotel dan tambang.

Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra menambahkan, pihaknya juga telah melakukan hapus buku atau write off secara selektif untuk menekan laju NPL kredit komersial. Harapannya, dengan meningkatkan manajemen risiko dan selektif dalam penyaluran kredit akan membuat rasio NPL komersial berkisar 1,5%-2% di akhir tahun ini.

Begitu juga dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menargetkan dapat menekan rasio NPL kredit komersial di bawah 3,2%. Di paruh pertama 2017, rasio NPL kredit komersial BNI sebesar 3,2% . "Tentunya, kami ingin bisa lebih rendah dari itu," ujar Direktur BNI Putrama Wahyu Setiawan kepada KONTAN, Jumat (28/7).

Merujuk laporan keuangan BNI, sektor manufaktur menjadi salah satu penyumbang NPL terbesar segmen komersial. Tercatat NPL kredit komersial BNI di sektor manufaktur mencapai 4,6% di semester I-2017 atau naik dibandingkan posisi 3,4% pada semester I-2016.

Rasio NPL kredit komersial di OCBC NISP juga meningkat menjadi sekitar 2,5% di semester I-2017. Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja menuturkan, pertumbuhan ekonomi rendah, keterbatasan sumber daya, serta krisis berkepanjangan sebagai penyebab peningkatan NPL segmen komersial.

Bank berkode saham NISP ini telah menyiapkan strategi untuk menekan kenaikan NPL komersial. Misalnya, melakukan restrukturisasi kredit untuk debitur yang masih mempunyai prospek usaha dan kooperatif. Bank ini juga akan melakukan penjualan jaminan atau aset.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×