kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank bakal gencar menambah ATM setor tarik, ini alasannya


Selasa, 06 Oktober 2020 / 17:36 WIB
Bank bakal gencar menambah ATM setor tarik, ini alasannya
ILUSTRASI. Nasabah menggunakan atm salah satu bank swasta di jakarta, Senin (5/10). ./pho KONTAN/Caarolus Agus Waluyo/05/10/2020.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam situasi pandemi Covid-19, daya beli masyarakat menjadi terbatas di tengah perlambatan ekonomi sekaligus pembatasan wilayah. Hal ini praktis membuat tren transaksi penarikan tunai semakin lesu. Menurut data Bank Indonesia, transaksi penarikan tunai di bank turun sebesar 9,4% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1.695 triliun per Juli 2020. 

Kendati demikian, hal itu tidak membuat bank berkecil hati. Malah, beberapa bank besar yang dihubungi Kontan.co.id justru berniat untuk memperbanyak mesin setor tarik tunai alias Cash Recycle Machine (CRM). CRM ke depan juga diramal akan menggantikan fungsi ATM, lantaran jauh lebih efisien dan hemat. 

Selain punya fungsi ATM pada umumnya, mesin CRM juga menggantikan peran teller di kantor cabang. Nah berdasarkan data yang dihimpun oleh PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin) saat ini jumlah ATM milik empat bank pelat merah memang sangat dominan. 

Baca Juga: Optimisme konsumen akan prospek ekonomi ke depan menurun

Tercatat per akhir 2019 totalnya sudah mencapai 59.622 unit. Dan hampir sebagian besar sudah terkoneksi dengan ATM Link, yang merupakan integrasi seluruh mesin ATM milik bank BUMN. 

Namun, kalau berbicara soal CRM maka penguasanya adalah PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Menurut Santoso Liem, Direktur BCA per akhir 2019 lalu jumlah CRM milik BCA tercatat sebanyak 6.888 yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, 49% berada di wilayah Jabodetabek dan 51% tersebar di luar Jabodetabek. "Dengan jumlah tersebut, BCA meraih rekor MURI sebagai bank swasta nasional yang memiliki jumlah mesin ATM setor tarik terbanyak di Indonesia," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (6/10). 

Walau tidak merinci, hampir dipastikan Bank BCA bakal terus menambah infrastruktur tersebut. Sebab menurut perseroan ATM setor tarik terbukti membantu nasabah yang memiliki tinggi dan dapat meminimalisir antrian. 

Sekaligus, Mesin CRM atau ATM Setor Tarik memiliki fungsi sebagai ATM tarikan tunai, ATM setoran tunai, dan ATM non tunai. "Di sisi lain, pengelolaan operasional yang efisien dalam situasi ini dilakukan lewat optimalisasi transaksi melalui layanan perbankan digital dan transaksi nontunai sebagaimana yang tersedia di mobile banking dan internet banking BCA," ujarnya. 

Adapun, secara total per Semester I 2020 BCA telah melayani 22,5 juta rekening nasabah dan memproses sekitar 30 juta transaksi setiap harinya didukung oleh 1.251 kantor cabang, dan 17.360 ATM.  

Baca Juga: Bantu petani, BNI luncurkan aplikasi digital dan Kartu Tani Berjaya

Bank-bank lain pun sedang berupaya juga untuk melakukan penambahan CRM. Utamanya untuk mendorong efisiensi biaya operasional. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) misalnya yang mengaku berniat untuk menambah 250 unit CRM untuk beberapa waktu ke depan. 

Namun, Direktur Distribution and Retail Funding BTN Jasmin menjelaskan pihaknya tidak akan menambah jumlah ATM. Hal ini lantaran ATM Link yang dijalankan oleh PT Jalin juga bisa dinikmati oleh nasabah BTN. "Buat BTN lebih murah dan efisien jika memanfaatkan ATM Link," terang Jasmin. 

Selain itu, penambahan jumlah CRM ini antara lain untuk mengalihkan setoran tunai nasabah yang jumlahnya kecil bisa dialihkan ke mesin, tanpa perlu ke teller. "Arahnya memang ke (menambah) CRM. Karena multifungsi," imbuhnya. Adapun Bank BTN tercatat saat ini memiliki dan 1.896 ATM dan 80 mesin CRM yang tersebar di 139 kota di Tanah air. 

Begitu juga dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang punya ambisi untuk menambah lebih dari 1.800 CRM untuk memperluas jumlah sebaran CRM. Direktur Layanan dan Jaringan BNI Ronny Venir menyebut nantinya BNI bakal memiliki sekitar 3.600 unit mesin CRM di penghujung tahun, untuk mempermudah transaksi nasabah. 

Namun, bukan berarti BNI tidak menambah mesin ATM. Hanya saja, fokus ke depan memang menambah mesin CRM lantaran fungsinya jauh lebih banyak dibandingkan ATM dan lebih efisien. "Keberadaan ATM BNI tetap diperlukan dan ditingkatkan agar memenuhi National Standard Indonesian Chip Card Specification serta support EMV standar Visa Master," katanya.

Baca Juga: KDB akan tender offer saham TIFA sebanyak 4,35% dengan harga penawaran Rp 520

Sementara mengenai tren penarikan uang tunai yang menurun, tidak menghantui bank berlogo 46 ini. Sebab, walau penarikan uang tunai menyusun tren transaksi melalui channel non tunai mengalami peningkatan rata-rata sebesar 29,7% melalui kanal digital BNI seperti mobile banking, ATM, SMS banking dan Internet Banking

Segendang sepenarian, Direktur Bisnis dan Jaringan PT Bank Mandiri Tbk Aquarius Rudianto menyebut dengan perkembangan teknologi dan fokus kepada pelayanan nasabah, tentunya perseroan memandang bahwa CRM merupakan tahap kedua setelah ATM yang harus segera diimplementasikan. 

Tetapi dia menegaskan, Bank Mandiri selaku salah satu Bank Himbara yang tergabung dalam jaringan ATM Link akan berusaha menyelaraskan pengembangan jaringan layanan ATM bersama dengan Himbara lainnya. Sehingga dalam implementasi CRM ini, Bank Mandiri tetap akan berkoordinasi dengan Himbara dan Jalin selaku pengelola jaringan ATM baik dalam jumlah maupun penempatan titik lokasinya.

"Salah satu strategi yang saat ini sedang dipertimbangkan adalah melakukan penggantian ATM yang sudah tua dengan CRM," kata Aquarius. Sementara itu, saat ini jumlah CRM dimiliki Bank Mandiri saat ini kurang lebih sebanyak 1900 unit yang tersebar di cabang dan publik area. Sedangkan untuk tahun ini, pihaknya belum ada rencana untuk menambah infrastruktur ATM dan CRM. 

Baca Juga: OVO catatkan kenaikan transaksi selama pandemi corona

Kendati demikian, di tahun 2021 hampir dipastikan perseroan akan lebih injak gas. Sayangnya, jumlahnya masih dalam kajian sekaligus akan mengikuti Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2021. 

Selanjutnya: Waduh, QNB gugat empat pendiri Bosowa Group, begini isinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×