kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Bank Besar Amerika Berguguran, Ekonom Bank Mandiri Paparkan Dampaknya Bagi Indonesia


Senin, 13 Maret 2023 / 09:29 WIB
Bank Besar Amerika Berguguran, Ekonom Bank Mandiri Paparkan Dampaknya Bagi Indonesia
ILUSTRASI. The main entrance of Silicon Valley Bank is seen in Menlo Park, California U.S. March 10, 2023. REUTERS/Michaela Vatcheva


Reporter: Anna Suci Perwitasari, Cipta Wahyana | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ambruknya Silicon Valley Bank Financial Group atau SVB memang memiliki risiko spillover atau dampak rembetan yang bisa menimbulkan stabilitas sistem keuangan global.

Dampak negatif rembetan ini pertama kali akan terasa dari sisi kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan di Amerika Serikat.

Selain itu runtuhnnya Silicon Vally Bank memiliki keterkaitan terhadap berbagai perusahaan rintisan atau start up yang menyimpan uang maupun mendapatkan pinjaman dari bank tersebut. 

"Namun gerak cepat Regulator AS mestinya bisa menahan sentimen negatif dari situasi tersebut," terang Kepala Ekonom Bank Mandiri Andri Asmoro kepada KONTAN, Senin (13/3). 

Menurut Andri, dari sisi fundamental, sektor perbankan di Amerika Serikat sekarang sudah lebih baik karena penempatan di sisi portofolio yang berisiko sudah berkurang jauh. 

Lalu bagaimana dampak keruntuhan bank di Amerika Serikat ini ke sektor keuangan di Indonesia? Andri mengkalkulasi, kondisi ini akan berdampaknya ke tiga sisi: 

Pertama, spillover atau dampak rembetan dari kasus ini akan dirasakan bagi antarsektor keuangan; 

Kedua, spillover juga dirasakan antarstart-up di Amerika Serikat dan Indonesia; 

Ketiga, spillover ke volatilitas nilai tukar dan bonds market alias pasar surat utang.

Dari tiga sisi ini, Andri optimistis Indonesia memiliki keterkaitan yang kecil dengan bank-bank di Amerika Serikat yang memiliki masalah tersebut. 

Selain itu tingkat permodalan perbankan Indonesia juga relatif tinggi untuk menutupi risiko likuiditas. "Tingkat likuiditas perbankan Indonesia relatif ample," kata Andri.

Selain itu Andri yakin regulator perbankan di Indonesia akan langsung bertindak cepat memitigasi dampak dari risiko volatilitas yang terjadi di pasar keuangan global ini.

Sebelumnya mengutip kantor berita Reuters, Departemen Layanan Keuangan negara bagian New York mengatakan bahwa pihaknya telah mengambil alih Signature Bank yang berbasis di New York dan menunjuk US Federal Deposit Insurance Corp sebagai penerima disposisi aset bank.

Pernyataan tersebut diungkapkan Departemen Layanan Keuangan pada Minggu (12/3). Ini adalah penutupan bank kedua dalam hitungan hari yang terjadi di Amerika Serikat (AS). Sebelumnya pada Jumat (10/3), regulator perbankan California telah menutup bank atau pemberi pinjaman yang berfokus pada startup, SVB Financial Group.

Signature Bank diketahui memiliki saldo deposito dengan total nilai mencapai US$ 89,17 miliar per 8 Maret 2023, kata Departemen Layanan Keuangan itu dalam sebuah pernyataan.

Signature Bank tidak segera menanggapi permintaan komentar yang diajukan Reuters.

Departemen Keuangan AS bersama dengan regulator perbankan lainnya mengatakan dalam pernyataan bersama pada hari Minggu (12/3) bahwa semua dana nasabah dari Signature Bank akan dikembalikan (dijamin) dan bahwa "tidak ada kerugian yang akan ditanggung oleh nasabah."

Baca Juga: Kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) Mulai Berdampak ke Seluruh Dunia

Signature Bank diketahui memiliki klien swasta yang berada di New York, Connecticut, California, Nevada, dan North Carolina dan punya sembilan lini bisnis nasional termasuk real estat komersial dan perbankan aset digital.

Pada bulan September, hampir seperempat simpanan Signature Bank berasal dari sektor mata uang kripto, tetapi bank mengumumkan pada bulan Desember bahwa mereka akan menyusutkan simpanan terkait kripto sebesar US$ 8 miliar.

Signature Bank mengumumkan pada bulan Februari bahwa chief executive officer-nya, Joseph DePaolo, akan beralih ke peran penasihat senior pada tahun 2023 dan akan digantikan oleh chief operating officer bank, Eric Howell.

DePaolo telah menjabat sebagai presiden dan CEO sejak pendirian Signature Bank pada tahun 2001.

Bank tersebut telah memiliki hubungan jangka panjang dengan mantan Presiden Donald Trump dan keluarganya. Diketahui Signature Bank memberi Trump dan bisnisnya rekening giro dan membiayai beberapa usaha keluarga.

Baca Juga: SVB Financial Ambruk, Bank Terbesar di AS yang Gagal Sejak Krisis Keuangan 2008

Namun, Signature Bank memutuskan hubungan dengan Trump pada tahun 2021 setelah kerusuhan 6 Januari yang mematikan di Capitol Hill dan mendesak Trump untuk mengundurkan diri.

Para pejabat pada hari Minggu mengatakan para pemegang saham dan beberapa pemegang utang tanpa jaminan dari Signature Bank, serta Silicon Valley Bank, tidak akan dilindungi, dan manajemen senior kedua bank tersebut telah dicopot.

Setiap kerugian pada Dana Asuransi Simpanan FDIC yang digunakan untuk mendukung deposan yang tidak diasuransikan akan dipulihkan dengan penilaian khusus pada bank, seperti yang dipersyaratkan oleh undang-undang, kata para pejabat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×